Ada pepatah terkenal yang mengatakan :
“The farmer has to be an optimist or he wouldn’t still be a farmer.”
Ngga salah sih memang; Petani harus tetap optimis, jika tidak ia akan tetap menjadi petani. So why? Jadi maksud saya kenapa gitu lho memangnya kalau tetap menjadi petani? Bukankah negara kita adalah negara agraris di mana pertanian menjadi salah satu nyawa selain dari hasil laut? Hehehe..
Coba deh teman-teman tengok salah satu berita yang sempat viral di X beberapa waktu kemarin.
Lulusan Universitas Ternama Korea, Pulang Jadi Petani Sukses
“Itu lo, masak sekolah tinggi-tinggi, lulusan luar negeri eh pulang-pulang cuma jadi petani.” Bisik-bisik tetangga itu akhirnya menyelinap ke telinga Adi Latif Mashudi ketika pada pertengahan 2023 mulai menanami lahannya dengan seribuan bibit melon.
Tapi apa kira-kira yang dilakukan oleh lelaki kelahiran tahun 1997 asal Blora ini? Ya ngga digubris lah! Kwkwkwkw
Karena keputusan pemuda keren ini juga sudah melalui istikharah alias meminta petunjuk pada Allah di samping pemikiran yang panjang. Adi, begitu panggilan akrabnya, meyakini petani bukanlah profesi yang hina. Dia juga ingin membuktikan apa yang dilakukannya sebagai petani akan memberi banyak manfaat bagi desa dan kampung halaman tempat mereka tinggal.
Adi sendiri memutuskan menjadi petani melon secara hidroponik karena buah ini perawatannya tidak terlalu rumit dan masa panen setiap dua bulan sudah bisa dipanen.
Ada tiga jenis melon yang dikembangkannya, yakni New Kinanti yang bentuknya bulat, kulit mulus keemasan, daging orange. Kedua, Sweet Lavender yang lonjong, kulit berjaring, warna kulit kuning, daging orange. Terakhir jenis Rangipo-RZ Lavender yang bulat dengan kulit hijau dan berjaring, daging warna orange, serta bijinya lebih sedikit.
Adi menjualnya secara langsung di kebun sebagai bagian dari agro wisata. Harganya rata-rata Rp 30.000 per kilogram.
Tidak hanya melon tentu saja, karena Adi juga mulai mengembangkan tanaman lain di lahan seluas 2000 meter persegi. Yakni seperti buah durian, alpukat, strawberi. Sebagian lahan dia gunakan untuk kolam ikan lele dan nila. Untuk membangun Agro Wisata Girli Farm, Adi mengaku merogoh modal sekitar Rp 700 juta.
“Semua dari tabungan pribadi selama kerja di Korea, tanpa pinjaman bank,” tegasnya.
Semua itu didapatkan Adi dari pengalamannya lima tahun bekerja di Korea Selatan. Untuk urusan gaji dan fasilitasnya tergolong sangat baik. Sejak akhir 2017, Adi Latif Mashudi bekerja di divisi pembuat mesin cuci merek LG Electronics di Changwon, Gyeongsangnam-do.
Ia mendapatkan lebih dari Rp 20 juta per bulan meskipun ia adalah warga negara asing di sana. Setelah enam bulan bekerja di LG, Adi mengisi hari-hari libur akhir pekannya dengan kuliah jurusan Manajemen Bisnis di Universitas Terbuka yang bekerja sama dengan salah satu universitas di sana sejak tahun 2018 hingga 2022.
Prestasinya membanggakan lho sehingga ia pun meraih beasiswa dari BNI yang diwisuda dengan IPK 3,65. Namun ia memutuskan untuk kembali ke tanah air untuk mengembangkan potensi yang ada di desanya. Ia bertekad untuk meningkatkan perekonomian desa.
Lihat? Orang sukses Adi saja tetap kembali menjadi petani dengan membuka lapangan pekerjaan di negerinya sendiri. Nah, kenapa kita menganggap orang optimis bukan milik petani? Salah besar dong. Ini nih pentingnya petani juga punya ilmu soal pertanian dan juga pemasaran.
Yuk Ciptakan Masa Depan Pertanian Bersama Business Tools dari Astakona
Memiliki “modal” untuk memperluas lahan memang penting, tapi ilmu untuk pertanian serta bagaimana memasarkan produk dari hasil pertanian itu sendiri juga tak kalah penting ya teman-teman.
Oleh karena itu orang-orang seperti Mas Adi ini sangat diperlukan di Indonesia. Kalau tahu bahwa pertanian di Indonesia sangat menjanjikan, ngga ada lagi deh ketimpangan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia. Pasti merata karena semua mau kembali ke daerah masing-masing untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Nah, di era serba digital seperti ini, masa depan pertanian sebaiknya juga didukung dengan business tools dan juga manajemen produksi yang baik.
Jadi pertanian tidak hanya fokus pada peningkatan efisiensi, tapi juga akan meningkatkan akurasi dan pengelolaan sumber daya dengan maksimal.
Sebagaimana kita tahu, adanya Revolusi industri akhirnya mendorong pebisnis atau perusahaan untuk mencari solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi produksi dan juga menjaga daya saing tanpa mengurangi kualitas.
Oleh karena itu salah satu langkah yang dilakukan orang-orang adalah penggunaan business tools yang canggih, yakni produk Astakona yang dapat meningkatkan produktivitas kerja serta manajemen produksi untuk bisnis yang tengah kita jalankan.
Kenapa Sih Harus Menggunakan Business Tools?
Sebelum ada kesadaran penerapan business tools agar bisnis berjalan lebih baik, kita harus tahu bahwa biasanya perusahaan dihadapkan pada masalah pencatatan dan perencanaan, seperti:
- Proses pencatatan masih menggunakan kertas (manual)
- Sistem input data masih konvensional dan belum terstruktur dengan baik
- Perencanaan dan manajemen sumber daya manusia belum optimal
- Proses perencanaan tidak sesuai dengan kebutuhan
- Penggunaan mesin melebihi kapasitas (over capacity) dan berpotensi membuat kerusakan pada mesin
Permasalahan tersebut menjadi hal yang sangat diperhitungkan jika ada niat untuk meningkatkan skala dan kapabilitas bisnis, khususnya di bidang pertanian agar mampu memberikan hasil yang lebih optimal. Oleh karena itu peran business tools tidak main-main ya teman-teman.
Menggunakan Agrivi Software Untuk Masa Depan Pertanian Modern di Indonesia
Agrivi Software tidak hanya memberi nafas baru untuk kemajuan pertanian di Indonesia, namun juga mendukung petani-petani Indonesia menerapkan konsep yang sudah dikuasai dan juga tidak menutup kemungkinan mengusung konsep baru sistem manajemen pertanian. Sehingga produktivitas kerja serta manajemen produksi petani semakin meningkat.
Seperti yang telah kita ketahui, pangan global menjadi masalah yang harus dipecahkan melalui digitalisasi pertanian. Yang bisa kita lakukan saat ini salah satunya adalah dengan menggunakan business tools. Jika semula petani hanya bergantung pada praktik tradisional dan pengetahuan historis, kini dapat mengambil keputusan dengan berbasis data.
Penggunaan manajemen software untuk petani melalui Agrivi Software ini akan memudahkan petani mengontrol masalah operasional yang sangat kompleks.
Jadi ngga ada alasan lagi dong untuk tidak kembali atau pulang ke kampung halaman masing-masing untuk mengembangkan pertanian di sana. Karena kini kita pun bisa memanfaatkan teknologi dengan baik melalui Agrivi Software dari Astakona.
Harapannya, penggunaan software dari Astakona ini dapat mengoptimalkan produktivitas kerja para petani dan juga pengelolanya serta mengoptimalkan manajemen produksi yang dijalankan. Sehingga ongkos operasional pun dapat ditekan semaksimal mungkin. Hasilnya? Ya kesejahteraan untuk petani dong!
Melalui produk Astakona atau software Astakona yang telah digunakan oleh berbagai perusahaan dan agency, kita pun juga bersumbangsih terhadap percepatan pertumbuhan bisnis termasuk petani melalui teknologi.
Selain software, Astakona juga memiliki mitra-mitra pilihan seperti : Lark Suite, The Sales Machine, Akrivia HCM, Facttwin, UptimeAI, Epicor, dan Services.
Yuk petani Indonesia, jadi lebih maju, lebih produktif dan tentu saja lebih cuan untuk Indonesia Emas 2045!
47 Komentar. Leave new
Mas Adi keren ya. Di saat lulusan luar negeri bertahan di negeri orang dengan alasan katanya pemerintah yang kurang mendukung perkembangan mereka di tanah air. Eh Mas Adi malah menemukan jalannya sendiri.
Menjadi petani bukanlah hal yang memalukan. Karena jika penerapan ilmunya tepat, maka hasil petani pun tidak akan kalah dengan mereka yang katanya punya pekerjaan mentereng.
Kalau teman saat kuliah, petani berdasi. Hehehe….
Inspiratif banget ya. Kerja diKorea, nabung, kuliah pulang jadi petani modern. Pekerjaan petani sering diremehkan tapi sangat dibutuhkan. Tanpa ada petani, kita akan kesulitan pangan.
Luar biasa perjuangan seorang Adi. Gaji besar hingga bisa membangun bisnis agribisnisnya. Mending nggak usah dengerin apa kata orang lain, wkwkwkwk. Maju terus selagi tidak merugikan orang lain!! Keren sih punya modal segitu besar tanpa pinjam ke bank 🏦
Sakit sama Mas Adi selaku mantan BMI Korea yg berhasil
Memang ya selagi ada kesempatan, jangan sampai disia-siakan
Apalagi dibantu oleh bisnis tools yg mumpuni dari Astakona, pasti bisnisnya walaupun di bidang pertanian akan sukses
Petani sekarang juga harus sudah melek teknologi untuk keberlangsungan bisnis pertanian. Apalagi sekarang sudah ada sofware agrivy dari astakona, sunggu sangat membantu sekali. Jadi bertani tidak lagi hanga sekedar bertani
Memanfaatkan teknologi digital masa kini untuk bidang pertanian, jadi membuat semangat untuk siapa saja yang ingin bertani. Terlebih software dari Astakona ini jadi memudahkan dan membuat lebih praktis ya
Sudah ada software keren yang bisa mendukung bisnis pertanian. Tinggal SDM-nya nih. Yang seperti Adi memang harus lebih banyak lagi, supaya pertanian kita bisa maju.
Tanpa ada petani, mereka-mereka yang jilid nggak bisa makan padahal. Petani tuh jasanya besar loh. Ngerawat tanaman sampai panen tuh nggak segampang itu, belum lagi kalo diserang hama. Kendala hama tersebut kadang bisa membuyarkan rencana dan keputusan yang akan diambil para petani. Untung sekarang ada Agrivi, jadi proses pengelolaan tanaman pun lebih enak.
aku sih sangat berharap akan muncul lebih banyak lagi sosok hebat seperti mas Adi Latif Mashudi dan juga dukungan penuh dari agrivi ya mba ji. miris sih masa iya kita negara agraris tapi beras + bawang masih import. agrivis bisa banget bantu sektor pertanian lebih produktif ya
Bener teh udah gitu profesi petani tuh kaya dipandang sebelah mata kalau di kota, padahal kalau tanpa mereka kita bisa apa coba? Semoga dengan adanya software agrivi ini bisa bantu petani lebih upgrade dalam mengelola hasil pertaniannya ya.
Keren nih Agrivi, beneran akan membantu dan mempermudah proses budidaya. Emang sih ya, pertanian Indonesia itu sekarang harus lebih modern, biar gak kalah sama petani lain.
Di era digital begini, anak muda gak perlu malu jadi petani ya.. Karena sekarang ada software Agrivi dari Astakona. Jadi usaha pertanian bisa dikelola secara digital dan modern.
Masih ada aja orang suka nyeloteh, kok lama-lama kuliah beresnya jadi petani juga. Wiss.. mereka belum tau, kalau jadi petani bisa sukses dengan bantuan agrivi software dari Astakona, ya
Ih iya loh pak heran ya, memangnya kenapa jadi petani? Profesi yang mulia juga kalau nggak ada petani kita makan dari mana, wkwkwk. Justru bagus dong anak muda sekarang peduli terhadap profesi petani dan masa depan pangan ini. Software agrivi dari Astakona membantu banget sih pak.
Keren mas Adi. Semoga ilmunya bermanfaat bagi petani kyk aku ini. Yg lagi ngerintis usaha tanpa ilmu sama sekali. Ya learning by doing sih.
Penasaran seberapa efektf business tools dr Astakona ini, terutama Agrivi yg mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas produksi pertanian di Indonesia.
Hayoo jgn sampe petani di Indonesia punah loh. Anak muda skrg hrs jd petani krn peluangnya msh besar meski risikonya jg besar. Tp dgn sentuhan teknologi, smg pertanian makin diminati.
Kami sendiri merasakan sekali bagaimana di zaman sekarang ini mengembangkan hasil pertanian dan perkebunan dengan ilmu dan hanya berdasarkan trial and error. Tentunya yang paling tampak adalah MODAL.
Sejumlah modal lebih besar keluarnya karena diuji cobakan dulu untuk menciptakan varietas unggul yang siap dikonsumsi masyarakat. Harus melewati sederet uji lab juga.
Menggunakan Agrivi Software yang digunakan mas Adi Latif Mashudi, sinergi luar biasa menciptakan sebuah inovasi baru yang unggul dan aman untuk memenuhi kebutuhan tani dan kebun masyarakat Indonesia.
Kejadian akhir-akhir ini adalah panen berlimpah tapi tak ada harganya. Sehingga sering kali petani rugi, hasil panen sering dibuang gitu saja karena harga anjlok.
Seperti yg baru terjadi di daerah Magelang, selada air yang biasanya 7.000 per kg, jatuh sejatuh jatuhnya jadi 200 perak per kg.
Kalau sudah ada aplikasi dan digital pemasarannya mungkin tak terjadi seperti ini.
Sedih mendengarnya yaa…
Hasil bumi sendiri justru tak terjangkau harganya. Padahal kalau dikirim keluar negeri, kita bisa memenuhi spek luar negeri yang begitu ketatnya. Kudu pada mulai menggunakan Agrivi software sih yaa.. Agar hasil semakin optimal dan semoga memiliki daya beli yang baik di negeri sendiri.
Keren banget yaaa mau jadi petani ditengah gempuran bisik-bisik tetangga, wkwkwk. Apa salahnya jadi petani? Justru petani harus kaya gini upgrade sama ilmu juga biar hasil panennya juga bagus. Lebih bagus lagi didukung sama Agrivi Software, management software dari Astakana yang membantu meningkatnya produktivitas petani. Makin keren deh!
Betul kak
Padahal sampai saat ini kita masih mengkonsumsi dari hasil pertanian. Kalau bukan generasi muda yang meneruskan, siapa lagi yang membantu
Wah sekarang ada juga ya software khusus petani.. semoga dengan ini bisa membantu petani kita jadi lebih sejahter
Wah luar biasa sangat menginspirasi. Dan dis bisa menjalankan bisnis dengan modal 700juga dari hasil kerjanya ini luar biasa banget.
Mantab juga ya Mbak ada software khusus utk pengembangan bisnis petani. Meskipun “hanya” petani, padahal petani engga bisa dipandang sebelah mata ya
Keren banget nih Adi, tidak melupakan desanya, jarang yang berpikiran seperti ini. Saat ini ada pula software yang mendukung industri pertanian pula, mantap
Pola pikir orang-orang seperti Mas Adi cukup langka di zaman sekarang ini, ya. Sudah berpenghasilan besar di luar negeri, tapi masih mau pulang membangun kampung halamannya melalui sektor pertanian.
Semoga para petani di masa depan makin sukses dan sejahtera dengan adanya pemanfaatan software dari Astakona ini.
Mas Adi ini inspiratif sekali. Salut sama pemikiran dan perjuangannya yang mau membangun kampung halaman sepulang merantau. Dari korea pula.
Semoga para petani, khususnya petani muda bisa memanfaatkan inovasi Agrivi ini untuk memajukan sektor pertanian di Indonesia.
Jarang banget nih pemuda yang malah mau terjun di agribisnis. Mindsetnya kalau petani tuh engga level. Lah, kalau dikelola dengan baik menggunakan teknologi dan melek digital, malah makin maju kan pertanian kita…
Semoga semangatnya menular ke generasi muda lainnya…
wah keren banget Mas Adi ini sekarang kembali ke tanah air untuk membangun pertanian di sini. apalagi sekarang juga sudah ada software yang bisa membantu dalam bidang pertanian ya pastinya akan sangat bermanfaat bagi para petani kita
Zaman sekarang tuh mulai bermunculan generasi muda yang peduli dengan bidang pertanian yang penuh inovasi.
Kisahnya inspiratif banget semoga ditiru banyak orang.
Asli sih ini memang inspiratif banget. Mudah-mudahan semakin banyak pemuda yang terjun di bidang pertanian dengan inovasi dan teknologi yang mumpuni agar dunia pertanian tidak dipandang sebelah mata
keren banget memutuskan untuk menjadi petani, karena memang tidak mudah. Harus dibarengi dengan ilmu yang mumpuni untuk meminimalisir kegagalan
Memang pencatatan itu penting sekali ya, apapun bisnisnya. Beruntung zaman sekarang sudah ada software yang memudahkan kita dalam mencatat dalam bidang pertanian. Semua petani harus tau nih…
Wah keren banget ya, aku merasa kecil kalau membaca kisah orang orang sukses dan memberi efek manfaay besar ke masyarakat gini. Apalah aku? Rasanya seperti itu. Ikut bangga. Petani modern kan keren
Luar biasa. Setelah memiliki bekal memadai, baik materi maupun Ilmu, Mas Adi pulang untuk membangun kampung halamannya. Petani modern seperti ini pun memberikan kesan lain dari petani yang biasanya kita kenal selama ini. Sehingga bisa memberikan motivasi bagi anak muda lainnya untuk menggeluti bidang pertanian yang selama ini dianggap sebelah mata.
Salut memang pada anak-anak muda yang mempunyai jiwa untuk membangun dan memajukan kampung halamannya, walaupun kadang masih saja ada yang julid dengan perkataan: sekolah tinggi-tinggi ko jadi petani sih? mereka ga tau aja jadi petani dengan menggunakan teknologi kekinian bisa juga berhasil, ya
Salut mas Adi, sambil kerja tapi juga Masih lanjut kuliah lagi. Keren banget. Semoga pertanian yang dikelola mas Adi semakin sukses ya. Apalagisekarang sudah ada dukungan software mumpuni seperti Astakona ini. Banyak yang bilang software dari Astakona ini dapat mengoptimalkan produktivitas kerja para petani.
Salut banget sama Mas Adi, apalagi didukung dengan software yang bisa memajukan pertanian. Jadi mau kasih liat artikel ini ke suamiku deh, siapa tau tertarik karena eskul dia dr penat pekerjaan kan pertanian
Semua dari tabungan pribadi selama kerja di Korea, tanpa pinjaman bank. Dari sini sudah keren. Penggunaan manajemen software untuk petani melalui Agrivi Software ini akan memudahkan petani mengontrol masalah operasional yang sangat kompleks. Nah ini tambah keren.
Pastinya kehadiran Astakona ini akan sangat membantu para pengusaha atau pebisnis terutama pemula dalam mengelola bisnisnya enjadi lebih terarah dan rapi mengenai data-data
MasyaAllah suka banget baca kisah orang2 yang inspiratif gini.
Banyak petani yang belum handal memasarkan produk hasil pertanian itu sendiri. Padahal penting banget ya mbak. Mending pake business tools seperti produk Astakoba yang bantu meningkatkan produktivitas kerja manajemen produksinya.
JArang lo anak muda yang mau kembali ke kampung untuk memperbaiki perekonomian desanya atau memajukan desanya. Ide yang bagus didukung dengan dana dan software yang sesuai merupakan kolaborasi yang tepat
Pilihan yang high risk di awal. Tapi ku bilang dia keren! Gila aja abis kuliah di Korea, pulang jadi pak tani. Apa kata tetangga haha..Tapi dengan kerja kerasnya mas Adi bisa membuktikan dia bisa. Bahkan, tanpa bantuan modal bank cuy. Makin kereeenn.
Meskipun terlihat sederhana yaitu jadi petani namun jika diimbangi dengan olmu dan kreativitas serta niat yang kuat mampu menghasilkan sesuatu yang berguna dari kegiatannya bertani. Kereen memang inovasinya…memberi inspirasi dan manfaat bagi banuak orang yaa…
Petani harusnya makin optimis dengan adanya Agrivi Software, ini pas banget untuk masa depan pertanian modern di Indonesia. Keren, selalu kagum dengan segala inovasi yang muncul.
Keren ya, semoga dengan adanya inovasi ini bisa mempermudah petani selanjutnya, semakin banyak hasilnya dan memakmurkan masyarakat
Mas Adi ini sosok yang inspiratif sekali.. Inovasinya bagus dan semoga bisa sedikit banyak memakmurkan petani Indonesia..