Push Rank Bersama ZenCore. Jadi MomBlogger Cerdas No Sesat Pikir

Beberapa waktu lalu saya menemukan ZenCore. Sebuah wadah dengan metode belajar yang sebenarnya tidak asing bagi saya. Karena saya pernah membaca Teach Like Finland, bagaimana guru dan murid di sana semuanya berbahagia dengan pelajaran dan pengajaran. Tentu di Indonesia pasti ada sekolah yang menerapkan metode yang sama seperti ini. Namun saya yakin tidak banyak.

Menjadi negara dengan kualitas pendidikan nomor satu di dunia tentu mereka memiliki pondasi dasar atau akar yang kuat untuk menopang semua tuntutan pembelajaran. Nah, ketika mendaftar di Zenius, saya melihat ZenCore punya itu. Mereka memiliki pondasi dasar atau akar yang mendukung tuntutan pembelajaran kita selama ini. Bagaimana ZenCore bisa mengasah otak kita dan membawa ilmu pengetahuan serta keterampilan tersebut menjadi bermanfaat dan membahagiakan diri sendiri? Yuk, baca sampai habis ya!

Pentingnya Menguasai Fundamental Skill/Keterampilan Dasar

Banyak orang yang belum menguasai keterampilan dasar dan pengetahuan dasar sebuah ilmu pengetahuan. Akibatnya ilmu pengetahuan yang dipelajari tidak holistik, sepotong-sepotong dan akhirnya mudah terlupakan. Kadang malah dianggap tidak berguna.

Sebagaimana saya nih, sering sekali lupa dengan apa yang saya pelajari saat masih sekolah dulu. Jadi ketika menghadapi ujian saya harus belajar ekstra keras agar apa yang sudah dipelajari itu benar-benar mengendap di dalam otak, tidak menguap lalu hilang begitu saja. Apa teman-teman pernah mengalami hal yang sama? Saat itu saya bertanya-tanya, apa sih yang salah? Apakah cara belajar saya yang salah? 

Lalu ketika saya masuk ke perguruan tinggi, persoalan mendasar itu muncul lagi. ‘Lha ini kan pelajaran SMA, udah lupa lah.’ Padahal pengetahuan itu masih terus akan dipakai. Hingga kemudian saya menempuh praktik mengajar di sebuah sekolah berstandar Internasional yang mana saya dulu juga alumni sekolah itu. Barulah dosen pembimbing saya memberikan satu buku berjudul Teach Like Finland yang masih saya simpan sampai saat ini.

Barulah kemudian setelah membaca buku itu saya sadar, ada yang terlewatkan ketika saya belajar. Kali ini pun tidak boleh saya lewatkan saat praktik mengajar nanti, yaitu : fundamental skill. Keterampilan dasar. Karena itulah akarnya. Kalau kata mas Sabda PS, jika ilmu pengetahuan diibaratkan seperti sebuah pohon, maka keterampilan dasar adalah akar yang memperkokoh ranting atau batang pohon serta daun-daun yang tumbuh di sekitarnya.

hierarki ilmu pengetahuan menurut Mas Sabda CS

Ketika kita sudah menguasai keterampilan dasar tersebut, maka akan mudah untuk menguasai ilmu apapun itu. Mana yang ingin kita kembangkan dan menjadi passion kita, harusnya kita kuasai dulu akarnya, keterampilan dasarnya. Sehingga bagaimanapun bentuknya ilmu yang kita pelajari akan kita dapatkan pemahaman yang holistik.

Inilah yang membuat saya jatuh cinta pada Zenius. Permasalahan mendasar yang menjadi kunci untuk menguasai ilmu pengetahuan yang kita inginkan. Jarang kan ada pendidikan yang mengajarkan hal seperti ini? Inilah formula pentingnya menurut saya, dan mungkin tidak akan kita temui di tempat lain selain di Zenius.

Melalui ZenCore dari Zenius, kita bisa #MulaiDariManaAja, termasuk dari hal yang paling dasar. Dengan adaptive learning di aplikasi Zenius, nggak peduli dari mana aja kamu mulai, kamu tetap bisa nguatin pemahaman materi sampai akarnya. Coba simak deh cerita teman-teman Zenius yang juga mulai dari kesulitan belajar mereka masing-masing, mungkin seperti kita sekarang. Kalau fondasi pemahaman sudah kokoh, bab-bab selanjutnya bisa lebih gampang dipahami.

Kalau mereka bisa, kita juga pasti bisa. Even kita hanya seorang ibu rumah tangga. Tapi masa iya ngga mau punya skill dan kemampuan otak yang terasah dengan baik? Kalau saya sih ngga mau jadi orangtua yang ketinggalan zaman, ketinggalan ilmu pengetahuan, atau tidak punya fundamental skill yang kokoh. Paling tidak, kemampuan kita bisa digunakan untuk mengajarkan pada anak-anak, serta bisa bermanfaat untuk orang lain. Apalagi kita sebagai momblogger nih.

Inilah yang menjadi salah satu alasan saya menggunakan ZenCore.

Yuk simak bagaimana Zenius dapat meningkatkan kemampuan otak kita. Entah itu kamu sebagai mahasiswa, pelajar yang mau ikut ujian Perguruan Tinggi, pekerja yang mau ikut tes CPNS atau bahkan sebagai ibu rumah tangga seperti saya. Yuk jangan cuma push rank mobile legend, push rank tuh ilmu kamu lewat Zenius, hehe.. 

Meningkatkan Kemampuan Otak Bersama ZenCore

Kalau dalam dunia pendidikan, saya pernah mempelajari bahwa selama sejarah peradaban manusia, terdapat berbagai cara manusia untuk memperoleh pengetahuan. Diantaranya melalui pengalaman empiris, otoritas, penalaran deduktif, penalaran Induktif, dan pendekatan saintifik. Semuanya disesuaikan dengan kemampuan otak kita masing-masing. Ada yang lebih menguasai pelajaran dengan pengalaman empiris, ada yang melalui penalaran deduktif maupun induktif, ada juga yang melalui pendekatan saintifik.

Namun diantara semua itu, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa menguasai fundamental skill-nya. Sebagaimana yang telah saya tuliskan pada paragraf sebelumnya.

Selama ini salah satu masalah pendidikan di Indonesia adalah pemahaman dasar masyarakat yang belum terlalu terasah, karena terlalu fokus pada ilmu-ilmu spesifik. Ini yang menjadi alasan Zenius Education meluncurkan fitur baru bernama ZenCore.

Alasan lainnya, kemampuan setiap siswa atau orang juga berbeda antara satu dan lainnya. Hal ini membuat pemberian materi pelajaran tidak bisa dipukul rata. Karena setiap orang harus belajar sesuai dengan kemampuannya masing-masing.

ZenCore itu apa?

ZenCore adalah skill dan knowledge yang menurut Zenius mesti dikuasai oleh semua orang terlepas dari apa pun jenjang pendidikan, jurusan, atau bidang pekerjaannya. Apa saja  skill dan knowledge yang mesti dikuasai tersebut? Ada dua hal yang mestinya kita kuasai, yakni :

1. Fundamental Skills : berguna untuk melatih cara berpikir agar semakin oke dan cerdas. Teman-teman bisa melatih fundamental skills di ZenCore bagian CorePractice.
2. Insightful Knowledge : berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, big history, dan lain-lain. Sehingga teman-teman bisa melihat dunia dengan berbagai perspektif atau sudut pandang. Kita bisa dapatkan ini di ZenCore bagian CoreInsight.

CorePractice itu apa?

CorePractice adalah tempat latihan buat meng-upgrade fundamental skills. Ada 3 kemampuan utama yang dilatih sekaligus sebagai fondasi dalam berpikir yaitu Matematika, Verbal & Logika, serta Bahasa Inggris.

Kenapa itu semua penting untuk semua orang?

Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, kalau cara berpikir sudah terupgrade, kita bisa menangkap informasi lebih cepat dan berpikir lebih kritis dan rasional. Kalau kita sudah terbiasa berpikir lebih kritis dan rasional maka yang terjadi ya kita bisa meningkatkan kualitas hidup secara umum. Coba deh teman-teman tengok bagaimana Finlandia dan Jepang yang seringkali menjadi kiblat pengembangan kurikulum pendidikan belajar.

Sejak tingkat dasar, mereka sudah bersiap untuk mengasah Matematika, Verbal dan Logika, serta Bahasa Inggrisnya. Semata untuk apa? Ya karena kalau sudah menguasai semua itu, akan sangat mudah memahami ilmu pengetahuan lainnya sesuai dengan bakat dan minat kita. Itulah yang dilakukan di ZenCore.

Dalam lingkup yang lebih luas, jika masyarakat makin kritis dan rasional, maka mereka tidak akan gampang terjebak dengan hoax dan sesat pikir sehingga kita bisa memiliki demokrasi yang lebih sehat. Penting banget kan untuk ibu-ibu seperti kita. Kalau berkaca pada orangtua kita generasi Boomers, serta om tante atau bahkan generasi Z yang tidak memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik, mereka akan sangat mudah sekali termakan hoax atau sesat pikir.

Kalau skills-nya benar-benar dari nol, bakal berguna gak sih?

Jangankan dari nol, dari minus pun juga bakal berguna. Kenapa? Karena CorePractice ini Zen desain menggunakan sistem adaptive learning. “Waduh, apa tuh Zen?” Jadi, soal-soalnya akan otomatis disesuaikan dengan level kemampuan dan akan bertahap naik sesuai dengan apa yang kita kerjakan.

So, CorePractice ini cocok buat siapa saja, mulai dari mana saja yang ingin meningkatkan kecerdasannya.

Tips efektif untuk meningkatkan skill-nya :

Latihan dengan CorePractice terus menerus dapat meningkatkan skill kita sih. Hehe. Karena hampir semua materinya sebenarnya sudah pernah dipelajari di sekolah sehingga tinggal digeber dengan latihan soal sebanyak-banyaknya. Agar lebih cepat, soal-soal yang sudah dijawab dengan benar dan yakin tidak perlu dilihat pembahasannya. Tapi, soal-soal yang masih ragu-ragu atau jawabannya salah, bisa langsung kita lihat atau tonton pembahasannya.

Lalu kalau sudah jago, bakal berguna gak?

Tentu dong! Sekali lagi, CorePractice ini didesain buat semua orang dengan level kemampuan mana pun. Jadi, kalau teman-teman merasa sudah jago, soal-soalnya bakal disesuaikan dengan level kemampuan kita juga. Seru banget sih. Saya sudah mencobanya lho.

Nah, ketika kita mencoba CorePractice ini ada istilah level dan score. Apa itu?

Score itu akumulasi nilai dari soal-soal yang sudah kita kerjakan. Semakin banyak kita mengerjakan soal-soal dengan benar, maka score-nya akan semakin tinggi. Sedangkan level adalah tingkat mastery dalam suatu skill yang membutuhkan kemampuan memecahkan soal dari level yang berbeda.

Jadi, bisa aja soal yang sudah kita kerjakan banyak dan score-nya tinggi, tapi levelnya masih belum naik karena masih stuck di level soal yang sama.

Jadi ini buat upgrade kecerdasan ya? Bukan buat persiapan tes, kayak UTBK, Tes CPNS, SAT, atau lain-lain?

Bisa juga dong untuk persiapan ujian. Kebanyakan tes-tes tersebut mengujikan fundamental skills juga. Misalnya, di UTBK ada Tes Potensi Skolastik (TPS) atau di tes CPNS ada Tes Intelegensi Umum (TIU). So, ya cocok lah sama CorePractice.

Bisa bantu untuk dapat pacar? Tentu bisa, dengan insight-insight dari CoreInsight nanti, teman-teman bakal punya banyak topik seru mulai dari yang sederhana hingga yang fafifuwasweswos buat didiskusikan bareng gebetan. Dijamin gak bakal kehabisan bahan, deh! Hehe.. 😀

Pengalaman belajar yang didapatkan oleh para pengguna Zenius

Saya juga mencari-cari referensi tentang ZenCore agar teman-teman benar-benar mendapatkan pemahaman yang baik tentang program yang menurut saya sangat brilliant ini. Nah, ternyata dalam pengembangan ZenCore, Zenius mengandalkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan machine-learning untuk mempelajari kemampuan masing-masing pengguna berdasarkan jawaban mereka dari pertanyaan-pertanyaan yang ada di CorePractice.

Fitur CorePractice adalah tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan dari 3 cabang konsentrasi utama seperti logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Pertanyaan tersebut bisa disesuaikan dengan tingkatan pemahaman masing-masing individu.

Untuk mempelajari lebih lanjut tentang topik-topik yang ada, pengguna bisa memanfaatkan CoreInsight, fitur yang menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful untuk mendukung dan memperluas wawasan pengguna yang berisi penjelasan dari pertanyaan-pertanyaan latihan, dalam bentuk video konsep yang mudah dipahami.

Zenius mengklaim sebagai platform edtech pertama di Indonesia yang memungkinkan semua orang, terlepas dari umur dan tingkatan pendidikan, untuk meningkatkan konsep berpikir fundamental dengan konsep pembelajaran adaptif. Semua orang dapat mengakses fitur ZenCore secara gratis, di mana saja dan kapan saja. Pengguna yang ingin mengasah kemampuan mendasar mereka dapat mencoba untuk menyelesaikan 100 level yang berisi lebih dari 135 ribu pertanyaan.

Serunya Mengasah Kemampuan Otak dengan Sistem Gamifikasi ZenCore

Dari jawaban-jawaban tersebut di atas, sistem Zenius secara otomatis akan menentukan tingkatan kemampuan dasar pengguna dengan perhitungan algoritma yang dirancang seakurat mungkin. Akurasi jawaban pengguna akan menentukan kenaikan level mereka di papan skor ZenCore.

Dijelaskan lebih lanjut, Zenius melengkapi ZenCore dengan skema peringkat dan penilaian (ranking and scoring) untuk memantik sikap kompetitif pada setiap pengguna. Sabda mengatakan, “Melalui pendekatan gamifikasi, kami berharap para pengguna akan membagikan nilai mereka di media sosial, dan mengajak teman atau orang lain untuk berkompetisi dalam hal yang positif.”

Konsep ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan retensi pengguna (customer retention) di platform Zenius. Karena layaknya game, ZenCore akan membuat para pengguna penasaran untuk mendapatkan skor yang lebih baik.

Dengan pertanyaan-pertanyaan latihan yang ‘dibungkus’ dalam format permainan, Zenius ingin menekankan bahwa proses belajar tak harus selalu serius dan kaku, melainkan dapat dibuat semenyenangkan mungkin. Lebih lanjut, konsep gamifikasi yang diterapkan pada dunia pendidikan terbukti berhasil meningkatkan rata-rata nilai siswa sebesar 34,75%. Sementara itu, siswa yang dididik menggunakan materi berbasis gamifikasi juga mengalami peningkatan performa hingga 89,45% dibandingkan dengan siswa yang hanya menerima materi satu arah.

Jangankan siswa, saya pun ketagihan mencoba ZenCore lho! Untungnya gratis, hehe..

Bukan hanya seru-seruan tentunya. Sebagai perempuan yang baru saja menjadi ibu, sudah cukup rasanya rebahan dan berhenti berpikir tentang pengembangan diri. Saya butuh upgrade ilmu, saya butuh mengasah kemampuan berpikir. Jadi ketika nanti anak sudah sekolah, minimal ngga malu-maluin amat lah. Syukur-syukur jika diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah magister ya kan.

apa kata Jerome Pollin nih soal Zenius

Jadi Mom Blogger Cerdas Bersama ZenCore

Saya termasuk orang yang suka belajar. Bahkan ketika saya sudah lulus dari sarjana pendidikan Biologi, saya malah ingin belajar tentang Bahasa Arab. Lalu terdamparlah saya ke jurusan yang bertentangan dengan jurusan saya sebelumnya.

Begitu juga dengan ngeblog. Sarana saya untuk terus belajar salah satunya adalah dengan ngeblog ini. Mau tidak mau saya harus banyak membaca, banyak menggali satu topik yang akan saya tulis. Disitulah saya menikmatinya sebagai proses belajar.

Apalagi sebagai seorang bloger kita dituntut untuk terus belajar, update berita terkini dan apa yang sedang ramai dibicarakan orang. Bagaimana membuat blog kita tampil menarik? Untuk itulah kita akan terus dipaksa untuk terus belajar. Inilah salah satu alasan terbesar saya kenapa harus ngeblog.

Melalui blogging juga, mau tidak mau mindset kita akan terbentuk untuk mencari satu hal yang baru sehingga kita punya sesuatu untuk dibagi pada pembaca. Hal sederhana seperti ini misalnya, ‘apa sih alasanmu ngeblog?’ Bisa jadi bahan untuk dianalisis oleh bloger lain. Sehingga kita akan lebih aware dengan kondisi di sekitar kita. Karena sudah terbiasa ngeblog, lama-lama habit itu akan terbentuk. Kebiasaan untuk menganalisis persoalan lebih mendalam.

Ketagihan naikin level Bahasa Inggris, Matematika dan Verbal Logic

Menjadi Mom Blogger yang harus selalu punya tulisan menarik, fresh dan punya nilai manfaat tentu saja saya harus jadi cerdas. Dalam hal ini selain upgrade pengetahuan juga harus mendalami satu bidang tertentu yang bisa menjadi daya tarik saya sebagai seorang blogger. Bersyukur sekali bertemu dengan ZenCore yang gratis ini. Setelah saya download aplikasi Zenius dan mencoba ZenCore, saya bisa mengasah kemampuan otak dan meningkatkan kecerdasan agar otak tidak hibernasi terus-menerus.

Masa iya jadi blogger tulisannya melempem? Yuk lah push rank bareng saya di ZenCore. Kita menghebat bersama, jadi blogger yang ngga cupu-cupu amat, dan tentunya selalu berpikir kritis untuk menangkal hoax dan tidak sesat pikir. Hehe..

Mulai darimana? Kita bisa #mulaidarimanaaja kok. Sesederhana mulai download aplikasi Zenius dan mendaftarkan diri lalu mulai ikut push rank bersama ZenCore.

Yuk tunggu apalagi segera download aplikasi Zenius di App Store dan Play Store yuk kita push rank bareng 😀

Gratis lho! Semoga bermanfaat 🙂

Share on Facebook

Tweet

Follow us