Belajar parenting dikatakan seumur hidup. Kok bisa? Sepenting apa sebenarnya belajar parenting itu sendiri?
Setiap orang tua menginginkan memiliki keturunan yang baik. Keturunan yang baik tidak begitu saja bisa diperoleh. Ada usaha untuk mendapatkannya. Untuk itu, perlulah kiranya teman-teman belajar parenting, agar tak asal dalam menyikapi keberadaan anak sebagai amanah dari Tuhan. Jangan sampai sesal di belakang ketika mendapati kegagalan dalam membesarkan mereka.
Kebahagiaan ketika Tuhan mengaruniakan anak diikuti beban tanggung jawab agar teman-teman dapat mengasuh dan mendidiknya. Anak memerlukan bimbingan dan arahan orang tua mulai dari masih dalam kandungan hingga anak nantinya mengerti akan arti kehidupan.
Parenting untuk Membentuk Karakter Anak
Parenting adalah ilmu pengasuhan anak dengan pola asuh yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan anak. Diartikan sebagai serangkaian interaksi berkelanjutan yang terjadi antara orang tua dan anak yang memiliki tujuan untuk mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritualnya. Intinya, parenting adalah bagaimana cara mendidik anak agar ia siap menjadi dewasa dan berdiri pada kakinya sendiri atau mandiri.
Jika merujuk pada APA (American Psychological Association), parenting memiliki tiga tujuan utama yakni memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman, mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi produktif, dan menurunkan nilai-nilai budaya.
Menurut Whiting dan Edwards dalam Bornstein, 2002, tujuan dari parenting adalah mempromosikan ciri-ciri pada anak-anak yang akan menyebabkan mereka menjadi orang dewasa yang berfungsi dengan baik dan memberikan kontribusi di masyarakat
Pentingnya Belajar Parenting
Orang tua adalah sekolah pertama bagi anak. Perannya sangat penting dalam membangun pendidikan anak di usia emasnya. Maka, teman-teman selaku orang tua hendaklah membekali diri dengan belajar ilmu parenting, agar dapat memahami berbagai pengetahuan, mulai dari cara tepat mengasuh hingga mengontrol emosi anak.
Ilmu parenting dapat dijadikan bekal awal untuk menciptakan keluarga yang bahagia dengan anak-anak yang tumbuh dan berkembang dengan sehat dan baik pula. Seiring zaman berganti, tentu pola asuh berbeda-beda, jadi belajar parenting itu tak pernah ada akhirnya. Untuk itu selalu butuh wawasan baru agar bisa mengenal dan memahami karakter anak sesuai pola asuh yang tepat dengan zamannya. Bisa saja pola asuh anak pertama berbeda dengan pola asuh anak kedua dan seterusnya.
Dengan paham ilmu parenting maka teman-teman bisa tahu hak-hak anak yang harus diberikan seperti hak mendapat kasih sayang dan hak untuk medapatkan gizi yang baik. Termasuk juga hak disediakannya ruang bermain yang aman dan nyaman untuk mereka.
Belajar Parenting dari Mana Saja
Untuk belajar parenting bisa dari berbagai media. Yang pertama adalah buku. Banyak sekali buku bertemakan pola pengasuhan anak yang terbit dan beredar di pasaran. Buku-buku itu biasa ditulis para ahli atau berdasar pengalaman penulisnya dalam mengasuh anak. Kajian-kajian keilmuan terkait psikologis anak dan kiat pengasuhannya pun banyak didapati dari hasil pembacaan teman-teman.
Media lain yang bisa dipakai sebagai sarana belajar parenting adalah website atau blog bertemakan pola pengasuhan anak. Di sana bisa teman-teman temukan berbagai ulasan maupun kiat-kiat pengasuhan yang pasti selalu di-update oleh pemilik atau kontributor web tersebut. Tak jarang yang juga menyediakan ruang interaksi baik sesama pengunjung ataupun dengan para ahli yang dimiliki oleh web itu.
Selain itu, teman-teman bisa mencari kanal Youtube yang khusus membahas ilmu parenting. Sangat mudah dan banyak ditemukan. Video yang ditayangkan bisa diakses gratis. Banyak ilmu yang disebarkan melalui tayangannya.
Ilmu parenting juga bisa didapat dari banyaknya seminar online baik yang gratis maupun berbayar. Jadi selalu banyak cara untuk belajar pola pengasuhan anak. Jangan sampai teman-teman terlambat memahami anak. Bahkan ilmu parenting ini pun sangat baik dipelajari teman-teman yang belum menikah sebagai persiapan kelak berumah tangga.
