Memangnya ada ya manfaat membacakan nyaring pada bayi? Dia kan ngga ngerti? Nah, yuk belajar bersama di sini. Apa yang terjadi pada indra pendengar bayi? Artikel kali ini kita akan bahas khusus bayi di usia 0-2 bulan ya. Berikutnya, kita bahas di usia 3 bulan ke atas. Yuk simak dulu!
Organ pendengaran bayi terbentuk secara sempurna pada trimester ketiga dalam masa kehamilan. Oleh karena itu pada usia ini bayi sudah mulai bisa merespon apa yang ibunya katakan meski tak bisa melihatnya secara langsung. Maka memperdengarkan suara kedua orangtua dan keluarga terdekat ketika ibu hamil memang sangat dianjurkan.
Misalnya saja dengan cara membacakan nyaring buku/majalah, kitab suci Al-Quran, ataupun bacaan lain. Ketika sudah lahir, bayi menjadi lebih tenang dan nyaman saat mendengar suara yang sudah biasa ia dengar. Bahkan, bisa memberikan reaksi saat mengenali cerita atau suara yang pernah diperdengarkan ketika masih di dalam kandungan.
Manfaat Membacakan Nyaring saat Bayi
Membacakan nyaring/memperdengarkan suara merupakan salah satu cara memperkenalkan bayi pada kemampuan menyimak yang sangat diperlukannya. Dimana hal ini juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan literasinya di kemudian hari. Tahap ini menurut Roosie Setiawan, aktivis Read Aloud dan Founder Reading Bugs Indonesia dalam bukunya Membacakan Nyaring, disebut sebagai tahap mendengar. Pada tahap ini, bayi memerlukan lingkungan yang tenang agar bayi dapat memaksimalkan kemampuannya.
Perkembangan bayi sifatnya individu dan unik. Ada keterampilan yang berkembang lebih dahulu atau bahkan lebih cepat. Adapula keterampilan yang perkembangannya lebih lambat. Akan tetapi, pada waktunya, bayi akan mencapai keterampilan-keterampilan tersebut. Maka di sinilah orangtua berperan untuk memberikan stimulasi yang tepat, berkualitas dan berkelanjutan.
Berkaitan dengan manfaat membacakan nyaring, pada tahap mendengar seharusnya bayi kita dapat melakukan hal-hal seperti :
- Menggunakan waktunya hampir 75% untuk tidur
- Geraknya merupakan gerak refleks dan sudah dapat mengikuti suara orang dewasa yang berada di sekitarnya
- Mulai dapat tersenyum secara refleks, lalu menjawab senyuman ibunya
- Memberikan respons mendekat atau menjauhi jika ada gerakan di dekatnya
- Menjadikan tangisan sebagai sarana berkomunikasi. Tangisan bayi dalam hal ini berbeda-beda sesuai tujuannya. Kita perlu mengenali jenis-jenis tangisannya ini.
- Mampu mengenali suara-suara yang pernah didengar semasa dalam kandungan dan akan tertegun sejenak mendengar suara-suara baru
- Menyukai suasana yang tenang sehingga lingkungan bayi yang baru lahir sangat disarankan jauh dari kebisingan
- Mengangkat kepala 45 derajat apabila ditengkurapkan
- Berguling ke satu arah
Namun mungkin juga bayi kita di usia ini bisa melakukan hal-hal seperti berikut :
- Mempunyai rentang fokus yang masih terbatas, termasuk kemampuan melihat warna-warna cerah.
- Senang melihat wajah, terutama wajah ibunya
- Menengok ke arah suara orang-orang yang mengasuhnya
- Dapat mengenali suara ibunya dan sangat menyukainya
- Jarak pandang matanya berkisar 20-25 cm. Oleh karena itu mendekatlah pada wajah bayi ketika berkomunikasi
- Hanya dapat melihat benda atau gambar yang besar
- Mampu menirukan gerak mulut dan lidah ibunya
- Lebih dapat mendengar suara dengan nada-nada tinggi
- Memberikan respons yang lebih terhadap suara-suara berima. Oleh karena itu sangat disarankan untuk memilih buku-buku yang berima dan menyanyikan lagu yang memiliki irama lembut dan lirik yang berima.
Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
Itulah salah satu contoh lagu dengan irama yang lembut dan liriknya yang berima. Ngga heran ya kenapa dulu ibu kita sering sekali menyanyikan lagu itu saat kita masih berada di pelukan dan pangkuannya. Rasanya lagu itu masih terekam di dalam otak dan pendengaran kita akan otomatis meneruskannya pada memori-memori indah dimana hujan turun di halaman rumah 🙂
1 Komentar. Leave new
Trimakasih mbk jihan sangat bermanfaat buat askana😍