Dilansir dari ibupedia, orangtua yang membanding-bandingkan anak akan perlahan membuat anak merasa cemas dan gelisah. Anak bisa menjadi berlebihan fokus untuk menyenangkan hati orangtua dan akan terus merasa tidak bisa memenuhi ekspektasi mereka. Perlahan anak kehilangan rasa percaya diri dan otonomi.
Ketika menjadi orang tua sudah pasti memiliki anak yang berprestasi dan berkelakuan baik adalah menjadi suatu idaman dan kebanggaan tersendiri. Namun, sayangnya cara kita untuk bisa memotivasi anak lebih sering berujung pada orangtua sering membanding-bandingkan anaknya tersebut.
Coba kamu jadi kayak si Jeni, manis, penurut.
Wah, sungguh itu kalau diucapkan pada kita, hati pun akan ikut mendidih dan merusak mood seharian bukan?
Sama seperti ketika kita mengucapkan sesuatu tanpa kita sadari, dan ucapan itu bermaksud baik bahkan tetap saja membanding-bandingkan anak dengan anak lainnya adalah sesuatu yang menjengkelkan. Seringkali ingin anak agar memiliki kelebihan seperti sang kakak atau adiknya atau bahkan anak yang lain. Meskipun perilaku kita bisa saja berdampak baik dengan arti akan memunculkan kekuatan dan tekad juga memicu semangatnya, namun ucapan yang kita berikan bisa saja justru akan berefek sebaliknya.
Meskipun yang terjadi sebenarnya kita tidak bermaksud seperti itu, tapi membanding-bandingkan anak adalah hal lain dan sudah harus kita hentikan.
Curhatan Anak yang Selalu Dibandingkan
Dulu saat kecil saya juga sering sekali dibanding-bandingkan oleh tante saya dengan sepupu yang saat itu seumuran. Sepupu saya itu memang lebih cantik, manis, dan hal-hal baik yang seringkali dimiliki oleh anak-anak perempuan lainnya.
Sedangkan saya adalah anak perempuan yang tomboy, tidak suka mengenakan rok (dan sepupu saya ini suka sekali pakai rok), dan tentu saja saya berpikir selalu lebih jelek dibanding sepupu saya itu. Sedikit dendam dan marah, sampai saat ini saya tidak bisa melupakan luka itu. Padahal yang membandingkan ini adalah tante saya, orang luar rumah yang sesungguhnya tidak mengerti saya.
Beruntung bukan orangtua yang membanding-bandingkan saya dengan anak lainnya.
Namun adik saya punya cerita lain. Setelah dibanding-bandingkan dengan sepupu saya juga, adik saya ini punya kepribadian yang menurut saya harus diubah. Ia tumbuh menjadi anak sekolah yang tidak percaya diri. Ia juga sering menangis saat nilainya jelek dan menjadi anak yang rankingnya berada di paling bawah. Padahal, ia hanya unik. Adik saya ini suka berbicara dan kemampuan public speaking nya bagus. Hanya saja ia lemah di pelajaran-pelajaran menghafal maupun menghitung.
Karena sering dibanding-bandingkan dengan sepupu kami itulah adik saya menjadi anak yang mungkin bisa dibilang mudah menyerah pada mimpinya. Ia tak merasa pantas mendapatkan segala sesuatu yang diimpikannya. Bahkan ketika saya bertanya padanya, apa mimpimu?
Adik saya menjawab,
Aku ngga punya mimpi Mbak. Gini aja udah bersyukur
See? Ia selalu merasa takut menjadi gagal dan mengecewakan banyak orang. Saat saya tanya sejak kapan ia merasa seperti itu? Ia merasa sejak kecil sudah merasa demikian. Karena lingkungan kami (yang sering bersama tante karena ibu kami bekerja) sehingga mau tidak mau kami harus mendengarkan beliau ketika ceramahnya soal sepupu kami yang seumuran itu dimulai.
Sebagai orangtua tentu saja saya tidak mau seperti itu. Pada Caca, saya ingin bersikap adil sebagaimana saya ingin diperlakukan. Kalau saya tidak ingin dibanding-bandingkan, tentu saja Caca tidak boleh saya banding-bandingkan dengan anak lainnya. Saya menyayangi apa adanya.
Dampak Jika Orangtua Membanding-bandingkan Anaknya
Karena dampak dari hal ini sungguh tidak main-main. Apa saja?
Kondisi psikologis anak membandingkan anak tentu tidak akan sama dengan anak-anak lainnya ketika nanti ia tumbuh dewasa.
- Pandangan akan kemampuan dan keunikan anak akan berlangsung hilang
- Membuat anak kurang percaya diri dan merasa tidak bisa melakukan apapun
- Dia akan merasa tidak bisa membuat orangtuanya bahagia
- Kecemasan anak akan meningkat
- Tumbuh rasa benci pada sosok yang dibandingkan dengan dirinya
- Anak akan sulit bersosialisasi dengan lingkungan sekitar
- Menimbulkan depresi pada anak saat sudah dewasa
Sebuah penelitian menyebutkan, jika orangtua mampu menunjukkan rasa kepercayaan pada anaknya, hal ini akan mampu memberikan dampak positif pada performa akademik sang anak tersebut. Mereka akan lebih percaya diri dalam meningkatkan performa akademisnya dan juga mereka akan bisa lebih unggul dari kawan-kawannya.
Tapi, hal sebaliknya juga akan terjadi jika orang tua kerap membandingkan anaknya dan menganggap anak lebih buruk dari yang lain. Anak akan cenderung merasa gagal, padahal bisa jadi sang anak tersebut mempunyai keunggulan dibidang yang lainnya. Dampak lain yang akan terjadi adalah dia akan kesulitan berhasil di hidupnya, karena dia akan dipenuhi dengan rasa cemas dan keraguan bahkan sebelum dia mencobanya. Akhirnya anak ini akan memilih untuk mundur karena takut gagal.
Lalu, apa hal yang harus kita lakukan sebagai orangtua?
Apa yang Harus Dilakukan Orangtua yang Telanjur Membanding-bandingkan Anak ?
1. Sudahi melihat kelebihan orang lain dan fokuskan pada kelebihan anak.
Jangan sampai karena kita terlalu fokus pada kelebihan orang lain, maka anda lupa akan kelebihan yang dimiliki oleh anak kita sendiri. Karena setiap anak sudah pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan sendiri, jadi sudah seharusnya kita mencari tahu apa kelebihan anak dan mulai fokus pada kelebihan tersebut.
2. Percayakan sepenuhnya akan kemampuan anak.
Percayalah jika anak akan mampu melakukan apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Jangan dulu terlalu berpikir negatif bahwa anak tidak akan mampu melakukannya, karena hal ini akan membuat anak menjadi down dan benar-benar tidak akan bisa melakukannya.
3. Terus berikan motivasi untuk anak agar dia lebih semangat pada bidang yang menjadi unggulannya
Selalu berikan semangat dan motivasi agar anak Anda lebih semangat memberikan yang terbaik dan lebih mencintai apa yang menjadi minatnya.
4. Dukung imajinasinya, jangan dibatasi namun tetap berikan peraturan untuknya
Berikan kesempatan untuk anak kia bereksplorasi dan berekspresi menyelesaikan apa yang menjadi kesenangannya. Berikan konsekuensi terhadap apa yang dia langgar dan coba komunikasi dengan Anak untuk membuat peraturan bersama.
Jadi, apakah kita masih akan selalu membanding-bandingkan anak jika dampaknya demikian? Yuk mulai sekarang jelaskan pada anak jika membandingkan adalah cara yang tidak tepat dan harus dihindari. Kita bisa mengkomunikasikannya dengan baik pada anak.
Berikan semangat juga apresiasi jika anak kita berhasil melakukan sesuatu. Dengan begitu anak akan cenderung merasa lebih dihargai dan akan mempunyai rasa percaya diri untuk terus berusaha tanpa perlu dibandingkan dengan yang lainnya. Jadi yuk stop membandingkan anak. Mereka semua istimewa dengan cara masing-masing kok.
Semoga bermanfaat ya 🙂