Saya senang ketika anak memilih bajunya sendiri di usia dua tahun seperti Caca saat ini. Kemarin ada cerita bareng dia yang lumayan menguras emosi. Ceritanya, Caca ini ngotot untuk memakai baju yang warnanya “tabrakan” sekali dengan celananya. Saya sebagai ibu yang memerhatikan penampilan anak juga ngga mau kalah awalnya.
“Sayang, ini kan warnanya jelek bawahnya ngga cocok..”
“No, no, no, Cacaaa..” rengeknya. Maksudnya menunjukkan bahwa dia tuh cuma mau ini. Ngga mau ganti dengan warna yang lain. Aduh gimana jadinya kalau dipakai keluar rumah? Hihi, tabrakan banget, biru dan hijau. Meskipun kata yangtinya warnanya cocok kalau buat anak-anak. Kalau kita sih, pasti sudah ditertawakan banyak orang.
Akhirnya saya pun mengalah. Baiklah, agaknya untuk saat ini saya harus membiarkan dia untuk memilih setelan bajunya sendiri.
Ternyata, memarahi anak karena memilih setelan baju yang salah itu akan menghabiskan tenaga kita saja, ditambah tidak ada faedahnya. Ada saatnya sebagai orangtua kita harus berani meninggalkan anak untuk mengambil keputusannya sendiri, membiarkannya belajar untuk mandiri meski mungkin nanti pada saat keluar terlihat tidak cocok. Namun justru di situlah anak belajar.
Manfaat Membiarkan Anak Memilih Bajunya Sendiri
Banyak orang tua, termasuk saya yang tidak menyadari bahwa membiarkan anak memilih pakaian yang akan dikenakan bisa bermanfaat untuk tumbuh kembangnya. Membiasakan anak untuk memilih pakaian sendiri juga bisa bermanfaat mengembangkan kemandirian, rasa nyaman, bahkan kemampuan finansial anak di kemudian hari.
Dilansir dari Mother & Baby bahwa penanaman kemandirian anak lewat memilih bajunya sendiri ini ada manfaatnya lho! Berikut 5 manfaat yang bisa didapat jika orang tua membiarkan Si Kecil memilih pakaiannya sendiri :
- Anak Lebih Mandiri
Kata siapa mengajarkan kemandirian pada anak harus dengan hal-hal yang berat? Nyatanya, Si Kecil bisa belajar soal kemandirian dari hal-hal kecil yang ada disekitarnya, salah satunya dari kebiasaan memilih pakaian sendiri. Selain membuat anak mandiri, rutinitas memilih pakaian sendiri juga bisa membuat Si Kecil merasa lebih bahagia dan terinspirasi untuk mulai bertanggung jawab dalam kebutuhan dirinya sendiri yang lain, seperti memilih makanan hingga olahraga favorit.
Saya jadi teringat dengan kebiasaan Ibu yang selalu menyuruh saya untuk mencuci kaos kaki sendiri sejak masih TK. Lalu naik tingkat mencuci celana dalam sendiri ketika SD. Lalu SMP ibu sudah tidak menyiapkan seragam saya lagi. Saya sudah harus bertanggung jawab atas kebersihan seragam, sepatu, baju-baju, dan kaos kaki. Jika tidak mau mencuci, maka harus siap menerima konsekuensinya. Berangkat ke sekolah dengan seragam yang masih bau. Hehehe…
- Belajar Mengambil Keputusan
Membiasakan hal kecil ini juga akan membuat anak belajar mengambil keputusan. Si Kecil akan terbiasa untuk memilih satu baju di antara semua baju terbaiknya. Ibu bisa membantu dengan memberi tahu kondisi cuaca di luar, misalnya sedang dingin. Dengan begitu, anak membutuhkan jenis pakaian yang bisa menghangatkan, tetapi biarkan ia memilih corak atau warna sesuai dengan keinginannya. Hal ini nyatanya juga akan mengajarkan anak memecahkan masalah, yaitu memilih jenis pakaian yang paling sesuai.
Inilah yang saat ini saya tanamkan dalam diri Caca. Mohon doanya ya, mudah-mudahan Caca bisa menjadi anak yang dapat mengambil keputusannya sendiri dengan bijak.
- Menjadi Diri Sendiri
Tak ada yang lebih baik daripada menjadi diri sendiri. Orang tua bisa menanamkan hal ini sejak dini pada anak, salah satunya dengan membiasakannya memilih pakaian sendiri. Nyatanya, jenis pakaian yang menjadi kesukaan anak merupakan bentuk ekspresi, termasuk bagaimana Si Kecil ingin dipandang di tengah lingkungannya.
Saat ini pun saya juga berusaha untuk tidak memaksa Caca memakai jilbab. Meskipun sebenarnya dalam hati saya ingin dia terbiasa berjilbab dari kecil. Namun, karena mungkin kepanasan atau risih, Caca jadi sering menghindar. Kadang-kadang, sesuai mood-nya, Caca tetap mau menuruti saya untuk memakai jilbabnya. Saya berharap meskipun ia bisa menjadi dirinya sendiri dengan latihan memilih style fashionnya sendiri, ia tetap tidak meninggalkan nilai-nilai agama yang selama ini ditanamkan dalam keluarga.
- Mengatur Keuangan
Selain memilih baju yang akan dikenakan, orang tua juga harus mendukung jenis baju apa yang ingin dibeli oleh Si Kecil. Saat tiba waktu membeli baju, seorang ahli menyarankan untuk mencoba mengenalkan anak dengan uang sebagai metode pembayaran. Baiknya kita mengarahkan terkait harga sebuah baju dan apakah uang yang ia miliki cukup untuk membeli pakaian itu. Dengan demikian, anak akan mulai mengenal matematika dan teknik dasar dalam mengatur keuangan. Jika dilakukan secara rutin, hal ini akan memberi manfaat dalam jangka waktu panjang.
Ini yang masih menjadi PR untuk saya. Mungkin karena usianya yang baru saja memasuki dua tahun, jadi Caca belum begitu mengerti konsep uang. Namun ia tahu ketika saya ajak ke pasar, untuk mengambil barang harus menyerahkan uang. Jadi secara otomatis kadang-kadang ketika berbelanja, Caca sendiri yang menyerahkan barangnya pada pembeli untuk dibungkus, lalu kita bayar. Hihi, lucu tingkahnya.
Begitulah manfaat yang bisa didapatkan ketika kita mau memberikan kesempatan pada anak untuk memilih bajunya sendiri. Mudah-mudahan bermanfaat 🙂
Referensi :
Mother & Baby. Diakses pada 2019. 5 reasons to let your kids choose their own clothes.