Mengajak anak terbuka kepada orang tuanya, mungkin suatu hal yang sedikit butuh effort bagi sebagian orang tua yang lain. Jika hal ini terjadi, bisa jadi karena anak tidak dibiasakan untuk curhat atau terbuka sejak ia masih kecil. Sehingga, kesempatan untuk dia bercerita panjang dan lebar kepada orang tuanya ketika besar, merupakan suatu yang sangat asing. Tentu saja hal ini banyak terjadi, namun tidak banyak yang terlihat.
Membiasakan anak bercerita atau terbuka pada orang tuanya, nyatanya juga mampu membangun komunikasi yang bagus antar keduanya. Mengapa bisa demikian, sebab anak sudah terbiasa untuk bercerita kepada orang tuanya, sehingga memudahkan orang tua untuk mengawasi anaknya. Bukankah banyak kasus kenakalan remaja yang disebabkan, nihilnya perhatian orang tua?
Namun demikian, ada hal-hal yang juga harus diperhatikan ketika mulai membiasakan anak unuk bercerita. Apa saja? Yuk baca penjelasan selengkapnya.
Cara Mengajak Anak Terbuka Sejak Kecil
Beberapa tips atau cara mengajak anak terbuka sejak kecil berikut barangkali bisa membantu kita para orangtua.
- Santai
Sebagai orang tua, tidak menutup kemungkinan jika kita merasa sedikit terganggu ketika anak bercerita, terlebih ketika pekerjaan di rumah maupun di kantor sedang tidak bersahabat. Itulah mengapa, kita harus menyiapkan diri terlebih dahulu, paling tidak sejenak menghentikan pekerjaan untuk mendengarkan anak bercerita.
Anak yang merasa didengar oleh orang tuanya, maka dia akan mendapatkan kenyamanan untuk kembali bercerita.
- Mendengar dan Jangan Berlebihan
Ketika anak tengah bercerita, tugas kita adalah mendengarkan ceritanya sampai tuntas. Sepanjang dia bercerita, kita bisa mengamati bagaimana perubahan intonasi maupun mimik mukanya. Jika terlihat ada yang janggal atau ketika apa yang diceritakan adalah sebuah kesalah, jangan dulu memotong dan menghakiminya seketika.
Tetapi, kita bisa bertanya dengan cara yang halus, seperti mengapa dia melakukan itu, apa alasan dia dan sebagainya. Setelah mendengar penjelasan anak kita, barulah kita mengambil keputusan atau sikap, jika dirasa memang perlu.
- Inisiatif Bertanya
Tidak ada salahnya jika kitalah yang lebih dulu memancing obrolan dengan anak. Bertanya kepadanya setiap hari tentang apa saja yang dilakukan atau hal yang serupa, akan membuka obrolan yang jauh lebih panjang setelahnya.
Namun, jika anak terlihat tidak antusias untuk bercerita, jangan buru-buru menghentikan usaha ini, cobalah secara kontinyu sampai akhirnya anak akan nyaman untuk bercerita pada kita. Dan jangan lupa, menanyakan pertanyaan sepele pada anak, juga bisa membuatnya merasa diperhatikan dan dicintai oleh kita , loh!
- Menghabiskan Waktu Bersama
Meskipun bercerita adalah kegiatan verbal, namun jangan salah jika menghabiskan waktu bersama anak juga bisa menjadi cara untuk membuat anak terbuka pada kita. Hal ini dikarenakan, adanya ikatan fisik dan emosi yang terjadi, ketika orang tua dan anak tengah melakukan sesuatu bersama-sama.
Menghabiskan waktu bersama seperti tidak harus dilakukan dalam waktu ataupun tempat tertentu, orang tua bisa kapan saja menyediakan waktu meskipun hanya di dalam rumah.
Pada dasarnya, intinya adalah membangun suasana yang nyaman untuk anak agar ia mau bercengkrama bersama orang tua kapanpun dan di manapun.
Saat kita mengajak anak terbuka untuk bisa menceritakan apapun pada kita, maka kita pun harus menyediakan waktu untuk mereka. Sekadar berbincang ringan, mendengarkan tanpa menyudutkan anak dan memberinya pujian bisa meningkatkan kenyamanan dan kepercayaan pada anak, untuk bersedia bercerita pada kita.
Itu adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan, untuk membangun kedekatan sekaligus menjadi teman ngobrol anak kita.
Mudah-mudahan bermanfaat ya 🙂