Bersama dokter Arifianto, Spesialis anak atau yang biasa disebut sebagai dokter Apin kami membahas tentang bagaimana cara mendeteksi anak terlambat bicara. Karena seringkali orangtua khawatir ketika anak tidak tumbuh dan berkembang seperti anak tetangga, anak sepupu, atau anak teman kita lainnya.
Begitu juga ketika Caca yang saya pikir “terlambat bicara”, namun ternyata tidak. Sebenarnya, batasannya apa sih ketika dikatakan anak terlambat berbicara? Bisa ngga sih kita mendeteksi sejak dini? Di usia berapa anak dikatakan terlambat berbicara? Bagaimana cara mendeteksi anak terlambat bicara? Yuk ikuti selengkapnya di sini.
Cara Mendeteksi Anak Terlambat Berbicara
Kemampuan berkomunikasi seorang anak dimulai sejak bayi, yaitu melalui tangisan dan senyuman untuk menunjukkan kebutuhannya. Pengetahuan kita mengenai tahapan perkembangan anak dapat membantu mendeteksi adanya keterlambatan berbicara atau perkembangan lainnya.
Untuk anak usia 1 tahun diungkapkan oleh dokter Apin, semestinya anak-anak akan berperilaku sebagai berikut :
- Mencari sumber suara dan dapat menentukan lokasinya
- Merespons saat namanya dipanggil
- Melambaikan tangan (gerakan “dadah”)
- Pandangannya mengikuti arah telunjuk tangan kita
- Babbling dengan intonasi naik dan turun
- Mendengarkan orangtua berbicara dan meresponsnya dengan babbling setelah orangtua selesai bicara
- Bicara “papa” dan “mama” atau “bubu (panggilan untuk ibu, misalnya).
- Mengucapkan minimal satu kata
- Menunjukkan benda yang ingin diambil atau bersuara saat menunjuknya.
Setidaknya seperti itulah anak usia satu tahun merespon dengan baik sumber suara dan menjadi salah satu indikasi untuk mendeteksi apakah anak terlambat berbicara nantinya?
Untuk anak usia 1-2 tahun :
- Melakukan instruksi orangtua, awalnya dengan contoh gerakan dari orangtua dan berikutnya mampu dengan instruksi suara
- Mengambil barang di ruangan lain jika diminta
- Menunjuk anggota tubuh yang disebutkan
- Menunjukkan bedan yang menarik perhatiannya dan mengajak orang lain ikut melihatnya
- Membawakan benda dan menunjukkannya kepada orang lain.
- Menunjuk benda dan meminta orang lain menyebutkan namanya
- Menyebutkan nama-nama gambar yang ditunjuk
- Bermain pura-pura (misalnya memasak, menyuapi boneka).
- Menambah perbendaharaan satu kata baru tiap minggu saat memasuki usia dua tahun.
Jadi ketika anak-anak sudah bisa melakukan hal-hal tersebut di atas hingga dua tahun, dapat dikatakan anak tumbuh dan berkembang dengan normal. Tinggal bagaimana orangtua memperbanyak kosakata bersama anak-anak ketika bermain bersama.
Adapun untuk anak usia 2 tahun, seharusnya :
- Mengetahui sebagian besar anggota tubuh dan benda-benda yang ada di rumah
- Mengetahui sebagian benda yang ada di dalam buku
- Mengerjakan perintah suara tanpa dicontohkan dengan gerakan tubuh. Misalnya saja ketika kita mengatakan : “yuk taruh gelasnya di atas meja”.
- Memiliki perbendaharaan 50-100 kata
- Bicara dengan merangkai dua kata, misalnya “Ayah mana”, “boneka kakak”, dan “Mama pergi”.
- Sebagian kecil mampu merangkai tiga kata. Seperti : “aku mau susu”, “boneka Caca mana?”
- Orangtua memahami minimal separuh kalimat yang diucapkan anak.
Nah, adapun ungkapan apakah anak hiperaktif terlambat bicara? Tidak semua begitu lho Bu. Ada banyak juga anak hiperaktif yang juga memiliki kemampuan untuk berbicara secara normal.
Pemantauan perkembangan dapat dilakukan saat kunjungan rutin untuk imunisasi. Keterlambatan berbicara merupakan bentuk keterlambatan perkembangan yang paling sering dicurigai. Satu dari lima anak berbicara lebih lambat dibandingkan anak-anak lain seusianya.
Namun bukan berarti kita kemudian terlalu takut anak-anak akan mengalami hal tersebut. Terus latih anak untuk mengkomunikasikan keinginannya, seperti kita mengkomunikasikan sesuatu padanya. Contohkan dengan sabar dan telaten hehe..
Bagaimana Jika Anak Saya Tidak Mampu Memenuhi Kriteria Tersebut?
Jika seorang anak tidak dapat berbicara babbling atau tidak menirukan suara apapun saat berusia 7 bulan, maka harus dilakukan evaluasi terhadap fungsi wicara dan pendengarannya. Seorang anak mungkin memiliki gangguan pendengaran sebagian (parsial) sehingga ia dapat mendengarkan bunyi keras, tetapi tidak dapat menangkap bunyi pelan.
Anak yang mengalami infeksi telinga tengah secara berulang juga mungin memiliki masalah pendengaran.
Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan penyebab keterlambatan bicara adalah uji pendengaran. Untuk memastikan adanya masalah pada bahasa ekspresif (kemampuan berbicara) dan atau bahasa reseptif (kemampuan memahami bicara dan gerakan tubuh orang lain).
Kemampuan berbicara anak yang berusia dua tahun amat bervariasi sehingga cara menilainya pun juga cukup menantang. Sebagian anak sudah mampu mengucapkan banyak kosa kata dengan jelas dan sebagian lainnya baru mampu mengucapkan beberapa kata dengan bunyi yang tidak jelas. Anak-anak yang dapat berbicara lebih baik belum tentu lebih cerdas ketimbang mereka yang belum jelas berbicara.
Anak-anak “pendiam” ini mungkin memiliki perbendaharaan kosa kata yang lebih banyak, tetapi “memilih” tidak mengucapkannya. Ketika memasuki usia sekolah (PAUD atau TK) kemampuan bicara anak-anak memasuki kemampuan yang sama.
Jika yang bermasalah adalah kemampuan bahasa ekspresif, anak dapat diberikan terapi sendiri. Misalnya dengan mengajak anak bicara secara berkala, membacakan buku, dan bermain dengannya. Namun, jika yang bermasalah adalah kemampuan bahasa ekspresif dan reseptig, anak perlu dikonsultasikan kpada konsultan saraf atau perkembangan anak.
Bagaimana? Mudah kan cara mendeteksi anak terlambat bicara? Jika perlu penanganan khusus atau kondisi di luar yang disebutkan di atas segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak ya!
Semoga bermanfaat 🙂
2 Komentar. Leave new
Dari semua artikel yang eprnah saya baca tentang speech delay, ini yang ulasannya paling beda. Kriteria nya beda dan walau singkat tapi padat dan saya langsung mudheng. huhuhuhuhu Mbak Jihan terima kasih, i should trust my baby boo more. Still learning to be a good parent
Alhamdulillah mbaa.
Semoga anak2 kita tumbuh jadi anak yang sehat, bahagia, dan salih salihah ya mbaa. Aamiin