Bolehkah memberi camilan untuk anak? Seringkali pertanyaan ini mampir di kepala saya. Ternyata setelah melihat penelusuran di Google sudah ada puluhan ribu ibu yang juga menanyakan hal yang sama. Lalu sedikit bersyukur, karena mungkin merasa tidak sendiri.
Sadar akan pengetahuan yang sangat minim ini, beberapa kali saya pernah menanyakan pada dokter hits, dokter Apin. Ternyata beliau sudah pernah membahasnya di laman instagramnya dulu. Namun karena saya baru follow beliau baru-baru ini, jadilah saya terlewat. Meskipun Caca punya dokter anak sendiri, tapi kadang saya sungkan kalau hanya konsultasi via whatsapp. Jadilah saya mencari sumber dan referensi, baik dari kulwap bersama dokter Apin maupun dari buku beliau soal MPASI.
Berikut jawaban atas kegalauan saya ini, meskipun agak terlambat.
Bolehkah Memberi Camilan untuk Anak?
Ternyata jawabannya boleh lho guys! Namun dengan catatan, di luar tiga kali pemberian makanan utamanya. Memang idealnya kita memberikan 2 hingga 3 kali camilan sehat untuk mencapai kebutuhan nutrisi harian yang optimal. Ingat ya, camilan sehat.
Nah, kapan camilan ini diberikan untuk anak?
Diberikan kira-kira dua jam sebelum waktu makan makanan utama, yaitu saat ketika anak sudah mulai merasakan lapar. Catatan penting juga nih dokter Apin, jangan berikan camilan ketika anak masih merasa kenyang.
Wah asli, ini pernah terjadi pada Caca. Saya terus menyuapinya karena takut dia merasa lapar hanya karena tidak makan nasi. Padahal, saya harus tahu ya kapan dia merasa kenyang.
Pilihan Camilan untuk Anak Sehat dengan Gizi Baik Versi Dokter Apin
- Batangan wortel dan seledri
- Semangkuk kecil melon atau stroberi
- Tiga mangkuk kecil popcorn buatan sendiri
- Sebuah apel
- Semangkuk sup berisi sayuran
- Camilan buah yang bebas gula
Duh, di luar itu semua sebenarnya ngga sehat ya? Apalagi coklat dan ciki, auto tutup muka deh ibunya 🙁
Selain itu, ibu juga harus memperhatikan dan memastikan kembali agar anak tetap mengikuti pola makan utama tiga kali sehari sehingga anak benar-benar merasa kenyang tiap selesai makan. Saat kenyang, ia tidak akan menjadikan waktu makan camilan sama halnya dengan mengonsumi kalori makanan utamanya.
Ya Allah ini sih beneran harus jadi Ibu yang kuat dan tangguh ya teman-teman. Kuat dan sabar menghadapi rengekan anak yang suka ijo matanya ketika melihat ciki atau coklat.
Camilan Sehat Selama MPASI
Memberikan camilan untuk anak pun tidak boleh sembarangan meskipun diperbolehkan. Dokter Apin menyarankan agar kita memilih camilan yang bisa memenuhi kebutuhan nutrisi bayi. Seperti buah pisang, apukat, mangga, dan buah-buahan lainnya. Sayuran yang dikukus, yoghurt, puding (yang dibuat dari bahan susu), roti dengan butter dan margarin, kentang yang dikukus, dan camilan sehat semisal.
Nah, pertanyaan saya yang mungkin sering juga ditanyakan oleh ibu-ibu yang lain.
Bagaimana dengan jus buah dok?
Jus buah dan minuman sari buah tidak diperlukan atau direkomendasikan bagi bayi (anak berusia di bawah 12 bulan). Karena kelebihan konsumsi jus buah pada anak terbukti berhubungan dengan obesitas pada anak dan meningkatkan risiko karies pada gigi. Ikatan Dokter Anak Amerika Serikat (AAP) membatasi konsumsi jus buah sampai 120-180 ml per hari bagia anak berusia lebih dari 12 bulan.
Catat!
Lalu, bagaimana dengan susu dok?
Pada anak yang berusia lebih dari satu tahun, susu murni (whole milk) boleh diberikan. Anak dengan status gizi yang overweight atau obese atau memiliki riwayat kolesterol tinggi/penyakit jantung di keluarganya, sebaiknya diberikan susu yang dikurangi lemaknya (2%) atau rendah lemak (1%). Sedangkan anak yang berusia di atas dua tahun disarankan minum susu rendah lemak atau non lemak (susu skim).
Saran dokter Apin, hindari jus buah atau minuman mengandung gula meskipun bertuliskan 100% buah segar. Karena kandungan gula yang tinggi tidak baik bagi gigi anak. Alternatifnya, berikan air putih atau susu murni plain dengan jumlah susu tidak lebih dari 500 ml/hari.
Meskipun saat ini sudah banyak beredar cemilan bayi homemade, cemilan bayi instan, sebagai Ibu kita perlu perhatikan lagi dengan seksama apa camilan yang kita berikan untuk mereka. Nah, sekarang jadi paham ya, kita juga harus membedakan mana camilan untuk bayi 1 tahun, mana camilan bayi 6 bulan, mana camilan bayi 6 atau 9 bulan.
Mudah-mudahan kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menjadi ibu yang tangguh dan bertanggung jawab. Sehat-sehat ya, ibu-ibu sekalian. Mudah-mudahan bermanfaat 🙂
1 Komentar. Leave new
Hallo Mbak Ji,
jadi kepengen ikutan komen hehe.
Saya penderita ADHD, jadi Ibu saya sangat ketat dalam mengatur jadwal harian termasuk cemilan. Saya bahkan enggak pernah dikasih uang jajan, karena takut jajan sembarangan yang nanti dampaknya pada perilaku saya. Waktu kecil saya menganggapnya sih kejam, tapi beranjak dewasa itu dilakukan untuk saya juga. Justru karena dia sayang, dia sangat disiplin, termasuk salah satunya dalam urusan cemilan.
Memang jadi Ibu itu berat, dan terkadang harus tegaan.