Mengenal emosi anak dan orangtua menjadi salah satu hal yang perlu kita pelajari lho. Sebelum mengenal emosi anak, kita juga perlu mengenali emosi diri kita sendiri sebagai orangtua. Jika berbicara soal emosi, maka kita juga akan dihadapkan pada masalah perkembangan emosi anak.
Menurut Children’s Therapy and Family Resource Centre, perkembangan emosi anak adalah salah satu tahap tumbuh kembangnya untuk berinteraksi dengan orang lain dan mengendalikan emosinya sendiri. Dalam perkembangan ini, anak belajar menjalin hubungan dengan teman dan lingkungannya.
Seperti bagaimana orangtua memperlakukan anaknya, seperti itulah emosinya terpengaruhi. Itulah kenapa setiap orangtua harus bisa memberikan contoh yang baik untuk anak-anaknya. Orangtua harus bisa meredam amarah dan lebih mengenal emosi anak dan orangtua itu sendiri.
Cara kita berbicara pada anak-anak kita, akan menjadi suara batin mereka
Oleh karena itu seharusnya orangtua lebih bisa mengelola emosinya sendiri dan bisa membantu mengelola emosi anaknya. Maka dari itu perlu sekali untuk para orangtua agar tahu bagaimana cara mereka bisa mengenal dan mengelola emosinya. Apalagi pada masa seperti saat ini, pandemi yang mengharuskan orangtua akan lebih sering membersamai anaknya di rumah.
Teriakan demi teriakan dari orangtua karena anaknya tidak mau belajar, tidak mau bangun tepat waktu, belum lagi cucian yang belum dibereskan, piring-piring yang masih kotor, dan berbagai pekerjaan rumah yang cukup mengganggu kewarasan kita sebagai orangtua. Yuk kita pahami dan kita cari solusinya bersama-sama.
Mengenal dan Mengelola Emosi Anak dan Orangtua
Jadi, bagaimana cara untuk bisa mengenal dan mengelola emosi anak dan orangtua demi pengasuhan serta mengenali emosi anak sejak usia dini? Simak selengkapnya sebagai berikut ya:
1. Selalu kenali setiap emosi yang muncul
Lebih mengenal emosi yang lebih awal muncul dan mengetahui penyebabnya. Bagaimana kita bisa mulai jujur pada diri sendiri, itulah langkah awal agar kitamudah mengenali emosi yang ada dan juga tahu penyebabnya.
2. Mengubah pikiran negatif menjadi pikiran positif
Jika yang muncul adalah pikiran negatif, sebisanya Anda harus bisa mengubah menjadi pikiran positif. Seperti kebanyakan orangtua yang berpikir jika dirinya tak bisa menjadi orangtua yang baik, maka sudah seharusnya Anda harus bisa mengubah kata negatif tersebut menjadi yang positif, karena sebenarnya kita sedang belajar menjadi orangtua yang lebih baik dan dengan ini pikiran kita akan menjadi positif.
3. Jika pikiran kita lelah, sebaiknya sampaikan kepada orang lain (bisa keluarga atau suami)
Sekali lagi, jangan pernah takut untuk menyampaikan pikiran yang tidak nyaman atau pikiran lelah kita ke orang lain. Misalkan saja seperti ketika suami atau keluarga kita selesai makan, minta tolonglah untuk sekalian mencuci dan membereskannya. Jangan menunggu keluarga atau orang yang dimaksud mengerjakan yang akhirnya tidak dikerjakan.
Bisa juga Anda menyampaikan atau membuat perjanjian, bahwa setiap anggota keluarga wajib membereskan piring masing-masing setelah menggunakannya. Jadi, agar dengan cara ini pikiran lelah yang Anda rasakan tidak semakin membara.
1. Merenung atau menjauh sebentar
Jika keraguan menghampiri kita, ada baiknya kita berdiam dan menjauh sebentar. Rasakan kesunyian diri dan saat emosi negatif muncul namun kita merasa tidak bisa mengendalikannya, sangat lebih baik jika kita menjauh dan meninggalkan orang lain hingga kita bisa merasa tenang.
2. Mulai berlatih untuk mengelola emosi
Mulai sekarang, coba berlatih kemampuan untuk mengelola emosi. Lakukan teknik ini setiap hari agar Anda bisa lebih mengelola emosi negatif tersebut menjadi emosi yang positif, teknik tersebut seperti
- Tarik nafas dengan tenang dan dalam-dalam
- Munculkan pikiran positif Anda
- Selingi dengan olahraga ringan
- Yoga atau merenung dan membayangkan sesuatu yang positif
3. Cobalah untuk meminta bantuan para ahli
Jika teknik diatas belum mampu untuk bisa mengendalikan emosi Anda, jangan ragu untuk segera meminta bantuan para ahli ya, Anda bisa mendatangi psikolog atau konselor yang akan membantu Anda untuk bisa mengelola emosi negatif yang sudah mengganggu.
Tetap jangan lupa untuk selalu berdoa dan meminta kepada Allah SWT agar kita senantiasa diberikan kelapangan hati, diberikan kesabaran yang luas atas amanah yang sudah dipercayakan kepada kita. Karena bagaimanapun usaha kita, jika hati tak berserah pada-Nya, semuanya terasa sia-sia dan tak akan bisa berhasil.
Jadi, bagaimana cara mengelola emosi anak dan orangtua yang baik? Itu semua ada pada diri kita masing-masing. Orangtua dari anak-anak kita dan hanya kita yang bisa memahami tentang bagaimana konsisi emosi kita.
Semoga dengan tips yang sudah tertulis akan semakin memudahkan kita dalam mengelola emosi negatif kita dan kita bisa lebih mencintai dan menghargai anak kita dengan penuh cinta.
Semoga bermanfaat ya!