OYPMK berdaya? Bisakah? Tentu saja bisa!
OYPMK(Orang Yang Pernah Mengalami Kusta) dan penyandang disabilitas mengalami berbagai tantangan dan kesulitan ketika kembali ke masyarakat. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah minimnya akses pekerjaan bagi mereka.
Dilansir dari kbr.id, pada 2019 tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) disabilitas sebesar 45,9%, yang artinya dari 10 penyandang disabilitas usia kerja, hanya 5 diantaranya yang masuk ke dalam angkatan kerja. Angka ini tentu saja hanya sepertiga dari TPAK non disabilitas.
Rendahnya TPAK disabilitas menandakan kesulitan yang dialami penyandang disabilitas dan OYPMK dalam pasar tenaga kerja. Penyandang disabilitas termasuk OYPMK sampai saat ini dianggap sebagai kelompok yang tidak produktif, tidak memiliki kemampuan yang layak serta adanya kekhawatiran kerugian materiil perusahaan dalam menyediakan aksesibilitas di tempat kerja. Inilah yang menjadi salah satu hambatan yang ditemukan dari sisi penyedia kerja.
Beruntungnya, dalam sesi Live KBR Indonesia pada 27 Juli 2022 lalu pukul 09.00-10.00 di YouTube KBR Indonesia, NLR Indonesia bekerjasama dengan KBR Indonesia membangkitkan semangat para disabilitas serta OYPMK melalui bincang hangat bersama Mas Mahdis Mustafa, seorang OYPMK berdaya dari Makassar dalam tajuk Peran Pemerintah dalam Upaya Peningkatan Tarah Hidup OYPMK
Mahdis Mustafa, Buktikan OYPMK Berdaya
Sebenarnya saya sendiri sudah terpuruk. Sudah terpuruk sekali saat itu. Waktu itu saya masih sakit, kulit sudah hancur. Suatu waktu ada yang mengajak saya untuk bergabung bersama suatu organisasi dan mengajak saya untuk berani berbicara dan bangkit. Seiring waktu karena keterbatasan biaya di Rumah Sakit tersebut saya menawarkan diri, kalau boleh saya bekerja di sana, di area saya sendiri meskipun tidak digaji, tidak apa-apa asal saya bisa mendapatkan perawatan. Intinya agar semua ini tidak menjadi beban orangtua saya. Lalu akhirnya saya bisa berani untuk melamar pekerjaan. – Ucap Mahdis Mustafa, seorang OYPMK yang saat ini sudah menjadi SPV Cleaning Service di salah satu perusahaan outsourcing.
Hadir di tengah kita, Mas Mahdis sebagai salah satu tenaga kerja di perusahaan outsourcing yang menjadi pemenang lelang tender di RSU Pusat di Makassar. Mas Mahdis diberdayakan sebagai cleaning service awalnya, ketika waktu berlalu Mahdis akhirnya dipercaya sebagai supervisor beberapa bulan lalu. Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Mahdis.
Karena hal ini menunjukkan bahwa OYPMK masih bisa berdaya, bisa bekerja dengan baik sesuai dengan protokol perusahaan, dan tentu saja tetap produktif dan tidak mengakibatkan kerugian untuk perusahaan sebagaimana yang telah disebutkan oleh banyak orang.
Mahdis patut bersyukur karena ia sendiri merasa tidak pernah diperlakukan “spesial” oleh perusahaannya. Sebagaimana orang biasa, Mahdis tidak dianggap sebelah mata. Di tengah stigma yang masih melekat di masyarakat, apalagi di daerah-daerah, Mahdis terdorong untuk bangkit dari keterpurukannya.
“Ngga bisa begini, saya harus bertahan, harus berobat, dan semua itu butuh uang dari pekerjaan.” -terang Mahdis.
Oleh karena itu ketika Mas Mahdis divonis mengidap kusta, beliau memang terpuruk, tapi itu tak lama. Ia segera berpikir bagaimana caranya bisa sembuh dan bertahan hidup. Ia pun menawarkan tenaganya di rumah sakit tempat dirinya dirawat. Pekerjaan yang bermula dari bersih-bersih di lokasinya sendiri di rumah sakit itulah kemudian yang membawa Mahdis lebih tangguh, lebih kuat, dan lebih berdaya.
Hingga selanjutnya ia diterima bekerja sebagai cleaning service di salah satu perusahaan outsoourcing di Makassar. Ia pun mengaku sebagai OYPMK ketika melamar pekerjaan tersebut. Beruntung tempat perusahaannya bekerja tidak memandang sebelah mata OYMPK seperti Mahdis.
Performa kerja Mahdis pun bagus dan diakui, hingga akhirnya saat ini mas Mahdis diangkat sebagai Supervisor Cleaning Service yang membawahi dua team. Rasa bangga dan haru menggelayuti hati saya. Betapa OYPMK seperti Mah Mahdis ini sebenarnya bisa berdaya, bisa berkarya, dan memberikan yang terbaik atas kepercayaan dari pekerjaan yang diterimanya.
Hal ini mengingatkan pada kita semua bahwa OYPMK pun bisa berdaya kok jika kita memberi mereka kepercayaan sebagaimana orang lainnya.
Peran Pemerintah Meningkatkan Taraf Hidup OYPMK
Kunci dari kusta itu sebenarnya adalah kebersihan kan. Jadi untuk masalah klinis ini memang sudah jelas, Pemerintah sudah sediakan obatnya, dan di perkotaan sudah dilaksanakan edukasi dan juga sosialisasi. Tinggal kemauan masyarakat untuk berobat. Nah, untuk tantangan berikutnya ini adalah dari saudara-saudara kita di Papua yang sekarang ditemukan masalah genetiknya. – terang drg. Agus Suprapto, M.Kes Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK RI
Selain itu, yang menjadi permasalahan sekarang bagi OYPMK adalah soal pendidikan. Jarang OYPMK memiliki pendidikan yang tinggi. Bahkan kalau mereka berpendidikan tinggi, biasanya tidak mau mengaku bahwa mereka adalah OYMPK.
Oleh karena itu Pak Menko PMK juga sedang menggarap di kota-kota besar untuk perbaikan pemukiman, apakah sanitasinya sudah baik, apakah mendapatkan sinar matahari yang layak, dan lainnya. Selain itu literasi juga perlu kita kerjakan bersama agar OYPMK ini bisa diterima kembali di masyarakat, karena untuk beberapa kasus belum bisa dikembalikan dari rumah sakit. Selain dari penolakan dari keluarga, tidak jarang juga mendapat penolakan dari masyarakat.
Untuk saat ini, prioritas Dinas Kesehatan dalam menangani kusta sudah cukup baik, yakni meliputi :
- Pencegahan Kecacatan
- Pemberdayaan
- Pengurangan stigma dan diskriminasi.
Meskipun dalam aktualisasinya pelayanan disabilitas juga belum maksimal. Masalah tentang disabilitas (terutama orang dengan kusta) ini juga sangat kompleks. Sehingga butuh kerjasama masyarakat dan stakeholder setempat. Pemerintah tidak bisa melakukannya sendirian.
Saat ini Pemerintah juga sudah memberlakukan aturan untuk perekrutan tenaga kerja di perusahaan maupun instansi Pemerintah dengan menyertakan penyandang disabilitas minimal 2% ke dalamnya. Inilah satu langkah nyata dari Pemerintah Indonesia yang saya juga turut bangga dengan keputusan tersebut.
Bagaimana? Teman curhat mau ikut bersama saya menjadi blogger yang aktif dan siap mengedukasi masyarakat tentang kusta? Yuk, jangan biarkan proyek kebaikan ini berhenti di kamu. Sebarkan, dan lakukan sesuatu untuk Indonesia sehat bebas kusta. Karena akan selalu ada harapan untuk mereka selama kita mau bergerak bersama-sama.
Ada beberapa kebaikan di dunia ini dan itu layak diperjuangkan.” – JRR Tolkien
Semoga bermanfaat ya!
Referensi :
KBR.id
NLR Indonesia
1 Komentar. Leave new
Kudu terus edukasi biar stigma ga menghalangi OYMPK Berdaya ya