Asupan zat besi untuk anak 1 tahun merupakan hal yang tidak boleh disepelekan lho. Mengapa usia satu tahun? Karena biasanya anak di usia tersebut sudah memiliki pola makan yang sama dengan keluarganya. Kalau keluarganya hari ini makan sop, si anak akan mengikuti. Jadi sudah bukan menu khusus lagi. Oleh karena itu di usia tersebut kita harus ikut menjaga asupan zat besi untuk mereka.
Saya pernah nih punya pengalaman buruk tentang defisiensi zat besi. Oleh karena itu soal asupan zat besi untuk anak-anak maupun bayi ini benar-benar hal yang sangat saya perhatikan.
Pengalaman Defisiensi Zat Besi
Setelah menikah, saya pernah mengalami anemia karena defisiensi zat besi. Jika kadar hemoglobin (hb) normal pada wanita berusia 23-25 tahun saat itu adalah sebesar 10 sampai 12, saya pernah merangkak ke rumah sakit dengan jumlah hb sekitar 4.
Kata perawat saat itu, “kok kuat sih mbak punya Hb segini? memang ngga pusing ya?”
Kalau dirasakan sih memang pusing sekali, saya juga terengah-engah ketika berjalan, apalagi kalau naik tangga, wah sudah seperti kehabisan napas rasanya.
Karena saat itu saya akan menikah, cara tercepat untuk pemulihan adalah dengan melakukan transfusi darah. Saat itu saya menghabiskan sekitar 3 ampul darah. Bagaimana rasanya? Jangan ditanya, cenut-cenut dan linu pastinya. Belum lagi ketika saat transfusi darah macet karena penggumpalan, wah luar biasa linunya.
Sejak saat itu saya mencari-cari bagaimana caranya agar asupan zat besi selalu terjaga dari waktu ke waktu. Tidak hanya untuk saya tapi juga untuk anak saya, Caca.
Menjaga Asupan Zat Besi untuk Anak
Ada banyak sekali manfaat zat besi untuk bayi yang sangat berpengaruh pada tumbuh kembangnya. Zat besi sangat memengaruhi pembentukan hemoglobin. Hemoglobin merupakan salah satu komponen penting dalam sel darah merah. Hemoglobin ini pula yang membuat manfaat zat besi untuk bayi berpengaruh pada pemenuhan oksigennya.
Berikut beberapa hal yang harus kita perhatikan untuk menjaga asupan zat besi untuk anak dalam masa tumbuh kembangnya dari tulisan Dr. Cut Nurul Hafifah, Sp.A
1. Konsumsi makanan yang mengandung tinggi zat besi minimal 2 kali perhari
Memenuhi kebutuhan zat besi yang paling baik adalah dengan mengonsumsi makanan yang mengandung zat besi. Makanan yang mengandung sumber zat besi paling tinggi adalah daging berwarna merah (tabel 1). Sayuran hijau juga mengandung zat besi yang tinggi tetapi hanya diserap sekitar 3-8% dibandingkan dengan sumber hewani yang diserap sebesar 23%.
Sumber makanan | Takaran saji | Satuan Penukar Rumah Tangga | Kandungan zat besi |
Daging sapi cincang | 28 g | ¼ ons daging sapi cincang
½ potong sosis ½ potong daging asap |
0,8 mg |
Daging kambing | 28 g | ¼ ons | 1 mg |
Hati ayam | 28 g | ½ potong | 3,6 mg |
Hati sapi | 28 g | ½ potong | 1,7 mg |
Bayam | 28 g | 3 ikat | 1 mg |
Brokoli | 28 g | 9 kuntum | 0,2 mg |
Sumber : USDA National Nutrient Database
2. Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan absorpsi zat besi dari serealia dan sayuran sebanyak 2 kali lipat sehingga lebih banyak zat besi yang dapat diserap oleh saluran cerna. Masaklah makanan yang mengandung tinggi zat besi sambil menggunakan sumber vitamin C, seperti jeruk, jeruk limau, stroberi, brokoli, paprika.
3. MP-ASI fortifikasi bisa menjadi pilihan alternatif
Langkah berikutnya untuk memastikan kecukupan zat besi adalah dengan mengonsumsi makanan yang telah difortifikasi. Bayi perlu makan hati ayam sebanyak 85 g sehari (setara 3 potong sedang) atau daging sapi sebesar 385 gram (hampir 1,5x porsi steak untuk orang dewasa) untuk memenuhi kebutuhan zat besi sebesar 11 mg per hari. Tentunya jumlah ini sangat banyak untuk bayi berusia 6-12 bulan, sehingga MPASI fortifikasi yang telah diperkaya zat besi dapat menjadi alternatif asupan yang mengandung tinggi zat besi.
4. Mengonsumsi Susu di Luar Jam Makan Utama
Susu dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi. Untuk si Kecil yang berusia di bawah 1 tahun, hanya susu formula yang dapat menambah zat besi pada anak. Perlu diingat bahwa kita juga harus menghindari memberikan susu sapi bagi anak di bawah 1 tahun karena tidak dapat membantu memenuhi kebutuhan zat besi tersebut. Memberikan susu sapi pada anak di bawah 1 tahun juga dapat menimbulkan masalah pencernaan.
Setelah anak menginjak usia 1 tahun, sebaiknya kita juga perlu memperhatikan asupan susu yang diminum agar tidak melebihi 710 ml per hari.
Mengapa di luar jam makan utama? Karena tingginya kalsium pada susu akan menghambat penyerapan nutrisi dari makanan utama. Oleh karena itu sebisa mungkin berikan susu untuk anak di luar jam makan utama.
Yuk jaga asupan gizi terutama zat besi untuk anak kita dengan makan makanan gizi dan berimbang. Jika diperlukan, ibu-ibu bisa menambahkan suplemen tambahan seperti susu atau vitamin.
Jangan biarkan anak kekurangan zat besi ya. Mudah-mudahan bermanfaat 🙂