Alasan memilih Homeschooling untuk anak sebenarnya bukannya tidak memperhatikan kekurangan homeschooling menurut para ahli dan efek homeschooling atau bahaya homeschooling itu sendiri. Namun pada artikel ini kita akan fokus membahas kelebihan homeschooling dibanding pendidikan formal. Adapun jika ada orangtua yang memiliki alasan tidak setuju homeschooling pun pastinya punya dasarnya dan telah mempertimbangkan banyak hal. Jadi tidak ada yang salah juga kok.
Pada zaman digital seperti masa-masa ini, tentu alasan memilih homeschooling bagi para orang tua sangat beragam. Banyak informasi yang bisa diakses dengan mudah, termasuk dengan alamat lembaga pendidikan yang menawarkan program kurikulum untuk homeschooling.
Homeschooling adalah belajar di rumah. Paling tidak begitulah secara sederhana ia diartikan. Baik itu sesuai dengan kurikulum pemerintah, ataupun melakukannya dengan tidak mengacu pada pedoman apapun.
Bagi beberapa orang tua yang kemudian memilih homeschooling sebagai metode pendidikan anaknya, tentu sudah dengan baik mempertimbangkan segala aspek, baik itu materi, waktu, hingga budget yang harus dikeluarkan selama anak menjalani homeschooling. Berikut adalah beberapa penjelasan singkat mengenai homeschooling, semoga bisa dijadikan pertimbangan bagi orang tua yang sedang membutuhkan referensi.
Mengenal Homeschooling
Homeschooling memang bisa menjadi solusi kegundahan para orang tua, yang menyadari jika anaknya tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah yang notabene hanya duduk manis dan mendengarkan. Kesadaran bahwa setiap anak berbeda dalam banyak hal, terlebih cara belajar dan ketertarikan, menjadi beberapa alasan sebelum memutuskan untuk memulai sekolah di rumah.
Sebelum memulainya, pastikan sudah terbentuk kesepakatan antara orang tua dengan anak.
Waktu belajar yang digunakan untuk homeschooling dengan sekolah konvensional juga berbeda. Sangat variatif antar anak, semua ini juga dikarenakan jumlah durasi belajar dan keadaan lain yang berkaitan.
Ketika kita ingin menggunakan homeschooling sebagai sistem pendidikan bagi anak, tidak ada salahnya kita mencari informasi dari berbagai sumber. Hal-hal yang bisa kita observasi adalah terkait biaya pendidikan, maupun kurikulumnya. Namun, ada juga orang tua yang memilih homeschooling tanpa menginduk pada lembaga tertentu. Kembali lagi, ini adalah keputusan orang tua dan anak.
Alasan Memilih Homeschooling
Sama halnya dengan sekolah konvensional, homeschooling atau sekolah di rumah ini juga memiliki keuntungan dan kerugiannya.
Beberapa keuntungan dari homeschooling ini antara lain: waktu belajar yang lebih fleksibel, jam istirahat yang cukup, berada dalam pengawasan orang tua dan anak punya kesempatan untuk eksplor dirinya dengan sangat maksimal.
Sedangkan kerugian yang ditimbulkan seperti : terbatasnya lingkup pertemanan anak, biaya yang cukup besar dan terbatasnya alat penunjang belajar.
Namun baik kelebihan dan kekurangan homeschooling ini tentu bisa disiasati oleh ornag tua dan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Jika kemudian ada pertanyaan, apakah homeschooling lebih efektif? Tentu tidak mudah membandingkanya dengan metode sekolah biasa, seperti yang tadi disampaikan jika banyak hal yang menjadi faktor penentunya, baik keadaan anak, orang tua maupun kesiapan finansial sendiri.
Dari banyaknya rasa ingin tahu tentang proses pendidikan homeschooling ini, salah satu yang mungkin banyak ditanyakan adalah ijazah. Adakah ijazah bagi anak homeschooling? Nah tenang ya, ternyata homeschooling sendiri sudah diatur oleh pemerintah kita dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, di sana dinyatakan jika anak-anak yang mengikuti metode homeschooling akan diakui oleh pemerintah sebagaimana peserta didik lainnya setelah dinyatakan lulus ujian sesuai dengan standar pendidikan nasional sendiri.
Ketika hendak memilih homeschooling untuk anak-anak,pastikan alasan kita bukan karena mengikuti trend tapi memang berdasarkan kebutuhan. Sebab pada umumnya, anak yang memutuskan homeschooling mengaku memiliki ketertarikan khusus terhadap suatu bidang, tidak bisa mengikuti gaya belajar di sekolah konvensional atau bahkan keputusan orang tua karena ingin lebih berperan dalam pendidikan rohani dan soft skill mereka.
Apapun keputusan kita, semoga tidak mencederai hak anak untuk mendapatkan pendidikan ya.