Kulit bayi yang masih rentan dan sensitif rentan terkena berbagai masalah kesehatan salah satunya adalah ruam popok. Iritasi kulit ini sebenarnya sangat umum terjadi terutama jika si Kecil berusia di bawah 2 tahun dan sehari-harinya menggunakan popok sekali pakai.
Namun demikian, sering terjadi bukan berarti dapat dimaklumi atau dibiarkan begitu saja mengingat ruam popok memberikan ketidaknyamanan pada bayi. Rasa gatal dan perih akan terasa setiap kali popoknya basah sehingga Bunda musti melakukan sesuatu untuk meredakan iritasi tersebut.
Untungnya, ruam popok sebenarnya bisa dicegah dengan mudah asalkan Bunda telaten dan sabar merawat si Kecil. Sebelum area yang tertutup popok memerah dan menjadi lecet karena meradang, cobalah melakukan beberapa langkah pencegahan di bawah ini.
Gejala Ruam Popok
Sebelum masuk ke langkah pencegahan, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu gejala yang biasanya timbul saat ruam popok terjadi.
- Kulit kemerahan pada area yang tertutup popok seperti pantat, pangkal paha dan area sekitar kelamin. Kemerahan ini biasanya kelihatan berwarna terang dan pada satu titik bahkan mengilap yang menjadi tanda bahwa lecet telah terjadi.
- Kulit kelihatan kering. Selain kemerahan, biasanya kulit bayi yang terkena ruam akan kelihatan lebih kering daripada sekitarnya. Kulit kering ini disebabkan oleh gesekan antara kulit yang tertisitasi dengan permukaan popok basah dalam waktu lama.
- Bayi rewel ketika popok basah. Popok yang basah meskipun belum penuh dapat memicu rasa perih pada kulit yang terkena ruam. Itulah mengapa buah hati biasanya menjadi rewel dan gampang menangis saat iritasi kulit terjadi.
Nah, apabila ketiga gejala di atas terlihat pada bayi itu artinya dia sedang mengalami ruam. Tapi tenang Bunda, ruam popok bukanlah kondisi yang berbahaya atau serius selama komplikasi seperti infeksi jamur tidak terjadi.
Tips Mencegah Ruam Popok Pada Bayi
Mengingat mengingat jauh lebih baik daripada mengobati, pastikan Anda melakukan beberapa langkah pencegahan di bawah ini supaya bayi jauh dari ruam popok.
1. Rutin mengganti popok
Cara pencegahan pertama adalah dengan rutin mengganti popoknya. Walaupun bukan penyebab tunggal, namun memang benar bahwa popok yang kotor menjadi pemicu terjadinya iritasi kulit. Urin dan feses memiliki tingkat keasaman tinggi sehingga jika berkontak dengan kulit dalam waktu lama karena popok tidak segera diganti, lapisan kulit terluar akan terkikis oleh zat asam tadi. Akibatnya, iritasi seperti ruam popok dapat terjadi.
Anda bisa mengatur jadwal mengganti popok bayi misalnya setiap 2 hingga 3 jam sekali. Jangan tergoda untuk menunda mengganti popok meskipun belum penuh. Semakin sering popoknya diganti dengan yang bersih, akan semakin sehat kulitnya karena tidak harus bersentuhan dengan kotoran dalam waktu lama.
2. Membersihkan dan mengeringkan kulit bayi dengan sempurna
Pencegahan kedua adalah dengan memastikan kebersihan diri si Kecil. Setiap ganti popok, bersihkan area pantat, pangkal paha dan sekitar kelaminnya dengan benar yaitu dari depan ke belakang. Anda bisa menggunakan kapas yang telah dibasahi dengan air hangat atau tisu basah.
Namun harap diperhatikan, pemilihan tisu basah untuk membersihkan kulit bayi juga harus hati-hati. Hindari produk yang mengandung alkohol atau pewangi kimia karena rentan memicu reaksi alergi pada buah hati.
Setelah dibersihkan, jangan lupa untuk mengeringkan kulit bayi dengan sempurna sebelum memakaikan popoknya lagi. Ini penting dilakukan karena seringkali ruam popok juga dipicu oleh kondisi lembab kulit bayi yang terperangkap di dalam popok sehingga menjadi hangat dan itu adalah tempat sempurna bagi jamur untuk berkembang.
Keringkan pantat dan area yang tertutup popok dengan handuk atau kain lembut dengan cara menepuk halus dan bukan menggosok. Gosokan yang keras berpotensi mengikis kulit bayi yang juga memicu iritasi.
3. Biarkan bayi tanpa popok
Keberadaan popok sekali pakai memang membantu kita dan buah hati supaya dapat pipis dan pup dengan nyaman, tanpa ribet. Namun, perlu diingat bahwa area yang tertutup popok sepanjang hari rentan mengalami iritasi.
Itulah sebabnya, sesekali biarkanlah bayi bebas tanpa popoknya dengan tujuan supaya kulit area pantat, pangkal paha dan kelamin dapat bernafas dengan lega. Memberikan waktu tanpa popok dapat membantu menghilangkan kelembaban berlebihan pada kulit si Kecil misalnya akibat dibersihkan dengan air ataupun berkontak dengan popok yang basah. Permukaan kulit yang kering akan lebih tahan terhadap “tantangan” dari popok kotor yang tiap hari dihadapi.
4. Aplikasikan salep ruam
Cara pencegahan yang terakhir adalah dengan mengaplikasikan salep ruam popok. Jangan salah, salep ruam tidak hanya dapat membantu meredakan namun juga mencegah terjadinya iritasi karena bahan aktif di dalamnya juga berfungsi memperkuat skin barrier sehingga kulit tidak mudah lecet saat bergesekan dengan popok.
Setiap habis mandi atau berganti popok, aplikasikan tipis-tipis salep ruam popok ini di area yang tertutup popok kemudian tunggu sebentar hingga meresap, baru pakaikan popok bersih.
Kendati di luar sana ada banyak merek salep ruam popok, pastikan Anda memilih yang mengandung bahan alami dan aman untuk buah hati seperti Bepanthen. Kandungan alaminya yaitu lanolin dan juga pro vitamin B5 membantu menjaga kesehatan kulit bayi.
Lanolin bekerja untuk melembutkan kulit si Kecil yang sensitif sedangkan pro vitamin B5 membantu meredakan peradangan yang sudah terjadi, mempercepat penyembuhannya dan memelihara kelembaban alami kulit.
Itulah alasannya Bepanthen juga cocok untuk mencegah terjadinya ruam popok yang mengganggu kenyamanan buah hati. Cegah ruam popok dari sekarang agar bayi selalu ceria.
Referensi :
- Hansa D. Bhargava, Diaper Rash Treatments, 29 July, 2020. Diakses pada 5 Juni 2022 dari https://www.webmd.com/parenting/diaper-rash-treatment
- Diaper Rash (Diaper Dermatitis), 12 Agustus, 2019, Cleveland Clinic Professional. Diakses pada 5 Juni 2022 dari https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/11037-diaper-rash-diaper-dermatitis
- Courtney Schmidt, How to Prevent and Care for Diaper Rash, 1 November, 2017. Diakses pada 5 Juni 2022 dari https://www.winniepalmerhospital.com/content-hub/how-to-prevent-and-care-for-diaper-rash