Alunan musik dari lagu yang dinyanyikan oleh anak-anak di Youtube kala itu mengejutkan saya. Bukan lagu dan animasi anak, bukan. Tapi lagu dewasa yang tak asing di telinga saya.
Tetangga saya pun tak ragu menaikkan volumenya kencang-kencang. Memfasilitasi anaknya joget-joget seperti tiktokers hits. Saya kemudian membayangkan bagaimana jika Caca ikut-ikutan mendengarkan atau bahkan menirukan musik atau lagi dari Youtube yang tidak sesuai dengan usianya?
Kemudian membatin, iya ya lagu dan animasi anak saat ini sudah jadi barang langka di Indonesia. Susah sekali menemukan rekomendasi lagu dan animasi anak berbahasa Indonesia yang punya nilai moral, pendidikan dan tentu saja mengandung hiburan untuk menemani anak-anak bermain dan juga belajar.
Saya pernah mengikuti sebuah sesi parenting tentang bagaimana dampak pada anak jika mereka terlalu sering mendengarkan lagu-lagu orang dewasa. Kaitannya bukan hanya pada kebiasaan anak nantinya, tapi juga pertumbuhan serta perkembangan mentalnya. Ini penting sih saya tuliskan juga di sini. Karena masih banyak juga orangtua yang tidak aware dengan lagu-lagu yang masuk ke telinga anak. (Kita akan bahas nanti ya)
Padahal, sebagai orangtua kita punya kewajiban menyaring hiburan mana saja yang boleh ditonton atau didengarkan anak. Oleh karena itu saya cukup selektif dengan tontonan Caca. Mana yang boleh dia dengar dan tonton dan mana yang tidak. Semuanya harus lewat saya. Melihat Caca masih belum bisa memilih mana yang baik dan buruk, tugas kita sebagai orangtua untuk memilihkan mana yang terbaik untuknya. Termasuk urusan lagu dan animasi anak yang layak ditonton olehnya.
Hoala dan Koala, Rekomendasi Lagu dan Animasi Anak Bernilai Edukatif dan Rekreatif untuk Caca
Beberapa lagu dan animasi anak yang tampil di Youtube kebanyakan berbahasa asing. Bisa dihitung jari lagu dan animasi anak yang berbahasa Indonesia. Ngga heran kalau anak terkendala dengan ‘bingung bahasa’ karenanya. Sehingga kadang-kadang ada beberapa anak yang terlambat dalam berbicara dan memahami sesuatu.
Saya pun seringkali mencari-cari lagu dan animasi anak berbahasa Indonesia yang cocok ditonton untuk usia dua tahun ke atas. Hingga suatu ketika saya menemukan lagu dan animasi anak berjudul Hoala dan Koala. Mendengar namanya saja Caca sudah tertarik dan berkali-kali ingin diperdengarkan lagu dari Hoala dan Koala.
Salah satu lagu dan animasi anak dari Hoala dan Koala yang disukai Caca ini berjudul ‘Susu Favoritku’. Teman-teman bisa mendengarkannya di kanal Youtube ya atau klik lagunya di bawah ini.
Ada cerita dibalik lahirnya Hoala dan Koala ini. Jadi pada akhir tahun 2020, pembuat Hoala dan Koala menyadari lesunya perkembangan dunia musik anak di Indonesia. Kalau zaman saya dulu ada Trio Kwek Kwek, Tasya Anak Gembala, Maissy Cilukba, dan masih banyak lagi penyanyi-penyanyi anak lainnya, kini saya tidak lagi melihat itu menjadi trend di dunia anak-anak.
Sangat disayangkan jika anak-anak kita disuguhi tontonan yang bukan selevel dengan usianya. Atas inisiatif pembuatnya, akhir tahun 2020 pun karakter Hoala dan Koala diciptakan. Karakter tersebut divisualisasikan dengan animasi 3D dan memiliki karakter layaknya anak-anak zaman sekarang yang tumbuh berkembang di tengah era digital.
Jadi related banget dengan kehidupan mereka. Ketika anak merasa dirinya sama dengan tokoh yang ditontonnya, biasanya ia akan cepat menyukai tontonan tersebut. Lalu berangsur akan mengingatnya di alam bawah sadar dan menirukan apa-apa yang ia tonton, dengar dan ia simpan di kepalanya.
Jadi ceritanya, Hoala dan Koala ini adalah sepasang sahabat yang sangat gemar menyanyi, sehingga karakter ini akan terus mengeluarkan banyak lagu ke depannya. Mengapa harus digambarkan dengan karakter 3D? Karena karakter ini akan menjadi karakter yang tak akan lekang oleh waktu untuk terus berkontribusi di dunia musik anak, tanpa mengkhawatirkan bahwa mereka akan tumbuh dewasa dan mengalami perubahan suara.
Selain Hoala dan Koala, seluruh karakter yang ada di dalam animasi musik ini juga mampu bernyanyi, seperti tokoh Ayah, Ibu, Miss Jeruk, dan lainnya. Dengan banyaknya variasi karakter dan suara, lagu-lagu yang disajikan ini tentunya tak hanya dapat menghibur anak-anak, namun juga dapat menghibur para orang tua yang menemani anaknya menonton atau mendengarkan lagu dari Hoala dan Koala.
Saat ini Hoala dan Koala sudah memiliki 5 album dan lebih dari 45 lagu anak-anak baru yang bisa dilihat di Youtube. Saya sebagai orangtua pun ikut senang melihat Caca melihat dan mendengar lagu dan animasi anak yang sesuai dengan usianya. Ngga takut juga kekurangan lagu dan tontonan edukatif serta rekreatif untuknya.
Yang tidak kalah menariknya, Hoala dan Koala benar-benar digarap dengan serius dan matang. Kalau kita melihat kebanyakan musik anak-anak di Indonesia selama ini tidak pernah mendapat perlakuan istimewa dalam sisi penggarapan, Hoala dan Koala berbeda. Untuk lagu dan animasi anak ini seluruh musiknya dikerjakan dengan serius dan matang.
Banyak musisi internasional yang terlibat di dalam pembuatan aransemen dari musik Hoala dan Koala, serta banyak sekali alat musik yang tak lazim digunakan untuk lagu anak yang dipakai dalam penggarapan album-album Hoala & Koala. Seperti saxophone, terompet, double bass, trombon, klarinet, cello, harpa, hingga instrumen etnik Indonesia seperti gamelan dan angklung.
Dari ini kita bisa melihat bahwa dari balik pembuatannya ini, Hoala & Koala ingin membuktikan bahwa tak selamanya musik anak-anak adalah musik yang sederhana dengan balutan musik yang juga sederhana. Musik bisa dikemas dengan profesional dan terdiri dari alat musik yang beragam. Selain itu, kualitas vokal yang ditampilkan juga merupakan kualitas vokal yang bisa disandingkan dengan musik di luar genre anak-anak.
Selain kualitas vokal, keterlibatan musisi internasional hingga banyaknya instrumen yang digunakan, Hoala & Koala juga memiliki keunikan lainnya dalam pemilihan genre. Tak hanya satu genre children pop yang diangkat oleh Hoala & Koala, namun terdapat variasi genre lainnya seperti jazz, big band, swing, jpop, hingga etnik.
Tak heran sih kalau Caca ngga berkedip nontonin lagu dan animasi anak dari Hoala dan Koala ini. Saya sebagai ibu pun ikut senang dan lega Caca bisa mendapatkan lagu dan animasi anak sesuai dengan fitrah perkembangannya. Saya berharap kehadiran Hoala & Koala ini juga dapat membangkitkan kembali dunia musik anak-anak dan menaikkan level serta pandangan umum atas lagu anak.
Duh, saya beneran terharu lho masih ada yang begitu serius dan perhatian untuk menyajikan hiburan berupa lagu dan animasi anak yang bernilai edukatif. Sebagai orangtua kita harus benar-benar mempertimbangkan lagu dan animasi anak yang ditonton mereka lho. Sebagaimana yang telah saya tuliskan di atas, bahwa perkembangan anak ini juga sangat dipengaruhi oleh apa yang didengar dan dilihatnya.
Apa yang Terjadi Jika Anak-Anak Sering Mendengarkan Lagu Dewasa?
Beberapa hal yang tidak kita inginkan jika anak-anak sering mendengarkan lagu dewasa seperti :
1. Anak jadi Lebih Cepat Dewasa
Kita harus pahami bahwa perkembangan mental dan bahasa anak-anak tentu tidak bisa kita samakan dengan orang dewasa. Pola pikir anak-anak itu belum bisa setara dengan pemahaman yang dilakukan oleh orang dewasa pada umumnya.
Sebagaimana yang telah dilansir di popmama bahwa anak-anak ini masih memiliki persepsi yang lebih subjektif, sehingga akan menerima informasi terhadap lagu orang dewasa yang didengarkannya tanpa disaring atau ada pertimbangan.
Misalkan saja saat si Anak mendengarkan lagu Jadikan Aku yang Kedua milik Astrid. Di liriknya terdapat kata-kata ‘jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia.’ Tanpa disadari si Anak akan menyerap setiap kata-kata pada lirik lagu itu, kemudian pola pikirnya akan menganggap kalau tidak apa-apa menjadi yang kedua asalkan bahagia.
Padahal pola pikir seperti ini belum seharusnya dirasakan atau dipikirkan anak-anak. Seiring berjalannya waktu saat si Anak terus mendengar atau menyanyikan lagu orang dewasa, dirinya akan berkembang tidak sesuai dengan usianya sekarang. Jadi jangan sampai mereka mendengarkan sesuatu yang salah ya. Pilih lagu dan animasi anak sebagai penghiburan mereka.
2. Anak akan lebih mudah terbawa emosi
Kebanyakan lagu anak-anak terkesan ceria apalagi lagunya diciptakan agar mudah dihafal dan sesuai dengan karakter. Padahal pada dasarnya sebuah lagu bisa berperan sangat penting bagi kehidupan semua orang, termasuk anak-anak. Lagu dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan diri anak dari berbagai aspek. Mulai dari aspek secara fisik, emosi, kecerdasan bahkan kehidupannya secara sosial.
Namun, saat lagu-lagu orang dewasa diputar di rumah secara tidak langsung dapat berpengaruh terhadap perkembangan anak. Jika di usianya yang dini, si Anak sudah diperdengarkan lagu yang terlalu keras seperti lagu metal itu akan berdampak negatif. Nada musik dan cara bernyanyi yang terkesan seperti orang marah-marah bisa berpengaruh terhadap kondisi emosi si Anak.
Kini kita bisa ikut lega karena lagu dan animasi anak dari Hoala dan Koala bisa meredam semua itu. Lagu-lagu yang saya ikut dengarkan bersama Caca pun semuanya bernilai edukatif. Mulai dari ajaran untuk mencuci tangan, minum susu, hingga menyanyikan lagu-lagu lama seperti Balonku. Semuanya sesuai dengan usia dan perkembangan anak.
3. Cara Berpikir Anak Mudah Terganggu
Ketidaksesuaian lagu yang didengar atau dinyanyikan anak-anak terhadap umurnya terkadang membuat cara berpikir dirinya terganggu. Belum lagi saat si Anak mendengarkan lagu orang dewasa dari luar negeri, ada banyak unsur 17 tahun ke atas yang terselip konten seksual. Sangat dikhawatirkan jika si Anak akan semakin membentuk persepsi kalau kehidupan dewasa dengan konten-konten seksual dianggap sangat wajar untuk dikonsumsi.
Lirik yang didengarkan si Anak pada lagu orang dewasa juga akan memicu berbagai pertanyaan-pertanyaan kritis. Padahal ada banyak pertanyaan yang ditanyakan belum sesuai dan seharusnya dimengerti untuk usia anak-anak. Orangtua pun terkadang merasa kebingungan harus menjawab seperti apa, sehingga membuat si Anak harus mencari tahu sendiri arti lagu yang didengarkannya melalui video klip. Padahal banyak video klip dari lagu-lagu luar negeri yang justru membawa konten negatif untuk pola pikir si Anak.
4. Menciptakan trauma pada anak
Trauma pada anak-anak terhadap lagu orang dewasa bisa saja terjadi lho. Anak-anak yang sering mendengarkan lagu orang dewasa juga bisa merasakan perasaan senang, sedih bahkan rasa kagum terhadap seseorang. Rasa sedih karena lagu patah hati bisa saja dirasakan oleh si Anak padahal dirinya belum pernah benar-benar merasakan ditinggal seorang kekasih.
Dari kata-kata pada lirik lagu bisa membuat si Anak trauma ketika harus menghadapi kenyataan hidup. Lagu sedih atau marah bisa membuatnya begitu merasakan apa yang sedang disampaikan dari lagu itu.
Tak hanya itu, rasa trauma bisa terjadi pada anak-anak yang senang mendengarkan atau menyanyikan lagu orang dewasa bersamaan dengan video klipnya. Sebuah video klip terkadang tidak sesuai dengan usia anak-anak. Ada yang bertema perang, kecelakaan, perceraian orangtua atau bahkan konten dewasa yang belum layak dikonsumsi anak-anak.
Tidak hanya berefek buruk dari lagu yang didengarkan si Anak saja, namun rasa trauma juga bisa terjadi dari sebuah tontonan video klip. Untuk itu, sebagai orangtua kita harus bisa memproteksi anak-anak kita agar tidak terlalu banyak mengonsumsi konten-konten yang dewasa.
Lagu Anak Indonesia Terfavorit dari Caca
Sekarang, Caca punya daftar lagu anak-anak Indonesia terfavorit. Apa saja lagu anak-anak itu? Hoala dan Koala adalah salah satu lagu anak Indonesia terfavorit baginya.
Jadi kalau nanti guru TK-nya bertanya, ‘Sebutkan 10 lagu anak-anak!’ saya tidak perlu khawatir lagi. Caca tentu sudah bisa menyebutkannya karena Hoala dan Koala sudah memperkenalkan lagu-lagu itu padanya. Kumpulan lagu anak ini bisa teman-teman nikmati melalui Youtube, Spotify hingga iTunes. Yuk nikmati Youtube lagu dan animasi anak Hoala dan Koala bersama Caca! 🙂
3 Komentar. Leave new
asik! ada rekomendasi baru nih untuk anakku yg lagi demen banget nonton di laptop
Sebaga moms yg punya anak, seneng banget kalo lagu & animasi anak di Indonesia makin berkembang, semoga makin banyk yg edukatif ya
Iya ya, anak anak yang sudah terpapar lagu dewasa di masa kecil itu bisa bikin dia mengalami masa masa terlalu lekas dewasa dan nggak sepenuhnya baik bagi kesehatan mentalnya.