Panduan tentang Montessori ini saya dapatkan dari buku berjudul Dr. Montessori’s Own Handbook. Meskipun sudah banyak yang membahasnya, namun tulisan ini sebagai catatan sekaligus pengingat untuk diri sendiri agar dapat menerapkan pengasuhan yang tepat pada anak.
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak terlihat perbaikan (sebelum pandemi tiba) dalam kondisi kehidupan anak-anak. Bahkan di semua negara beradab, menurut Dr. Montessori, terutama di Inggris, data statistik menunjukkan penurunan angka kematian bayi.
Sejalan dengan penurunan angka kematian bayi itu, tumbuh kembang fisik anak pun ikut meningkat. Badan anak-anak tampak lebih tegap dan kuat. Perkembangan ini terjadi akibat penyebaran dan popularisasi ilmu pengetahuan. Para ibu kini menyambut hangat kehadiran buku panduan kebersihan modern dan menerapkan isinya dalam mengasuh anak-anak mereka.
Berbagai lembaga sosial bermunculan, mereka membawa misi membantu dan melindungi anak-anak selama periode pertumbuhan fisiknya.
Dengan begitu muncullah suatu tipe anak-anak yang jauh lebih berkembang, berkualitas, dan sehat. “Tipe” ini akan mampu menawarkan solusi untuk melawan penyakit-penyakit berbahaya.
Jadi sebenarnya apa yang telah dilakukan ilmu pengetahuan sehingga bisa menimbulkan dampak seperti ini?
Ilmu pengetahuan telah mendorong kita untuk mengikuti beberapa peraturan sangat sederhana yang menempatkan anak-anak sedekat mungkin dengan kondisi kehidupan alami. Selain itu ada juga tuntutan tentang bagaimana seharusnya tubuh manusia berfungsi. Namun dalam hal ini saya tidak setuju dengan Montessori.
Seperti yang diungkapkan Montessori misalnya tentang sains yang menyarankan ibu untuk memberikan ASI kepada bayinya. Jauh sebelum sains berkembang, agama saya, Islam telah mengajarkan bahwa bayi wajib diberi ASI hingga usianya dua tahun. Begitu juga dengan cara-cara memperlakukan anak-anak, mulai dari memandikannya, pentingnya ketenangan dan tidur yang cukup, serta baju yang mereka pakai.
Dari semua yang diberikan sains dan agama kita terkait pengasuhan anak, sebenarnya tidak ada hal yang benar-benar baru dalam panduan tentang Montessori ini. Para ibu memang menyusui hingga memakaikan baju pada anaknya. Bahkan sebelum rekomendasi ilmiah itu muncul, anak-anak tetap makan dan bernafas.
Namun bedanya, ketika pengasuhan dan perawatan anak dilakukan secara buta dan tidak memperhatikan aturannya, yang terjadi adalah anak bisa sakit, bahkan meninggal. Sebaliknya, ketika dilakukan dengan rasional, pengasuhan bisa menjadi sarana untuk memberikan kekuatan dan kehidupan pada anak.
Panduan Tentang Montessori dan Pencapaian Ilmu Pengetahuan
Kemajuan besar yang dicapai ilmu pengetahuan saat ini mungkin mengecoh dan membuat kita berpikir bahwa segala sesuatu yang perlu dilakukan untuk anak sudah selesai dipelajari. Namun ternyata tidak berhenti di sini.
Anak-anak harus tumbuh tidak hanya tubuhnya, tapi juga jiwanya.
Sang ibu akan terus mengikuti perjalanan hidup yang dialami anak-anaknya hingga mereka menjadi manusia dewasa yang cerdas dan berbudi luhur. Ilmu pengetahuan jelas belum selesai mengungkap semuanya.
Sebaliknya, sains hampir tidak pernah mengambil langkah maju terlebih dahulu karena hingga sekarang temuan-temuan dalam ilmu pengetahuan baru sampai pada kesejahteraan fisik saja. Oleh karena itu, ilmu pengetahuan harus terus berkembang.
Sebagaimana tubuh anak-anak yang memerlukan gizi dan oksigen dari lingkungan, mereka juga perlu nutrisi untuk mencapai tahapan tumbuh kembang yang sesuai dengan kurva pertumbuhan tubuh secara normal. Terhubungnya berbagai tulang, berkembangnya seluruh anggota tubuh, penyelesaian konstruksi otak, pembentukan gigi, hingga transformasi fisik selama periode pubertas adalah “kerja tubuh” manusia sebagai makhluk hidup.
Kita seringkali meminta anak-anak untuk diam. Jangan-jangan kita ingin mereka diam karena kita berpendapat bahwa anak-anak merupakan manusia lemah dan tidak mampu menyelesaikan tugas. Kita berpikir bahwa anak-anak tidak bisa berkontribusi baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.
Padahal pada kenyataannya, anak-anak bukannya beristirahat, melainkan sedang melakukan pekerjaan batin yang misterius. Mereka sedang berproses untuk menjadi orang dewasa. Lalu untuk mencapai hal itu, pertumbuhan fisik sesuai dengan kurva tumbuh kembang saja tidaklah cukup. Fungsi motorik dan sistem saraf yang paling mendalam harus dibangun, kecerdasan pun harus dikembangkan.
Fungsi-fungsi yang Harus Ditetapkan oleh Anak
Terbagi dalam dua kelompok :
- Fungsi motorik, untuk mengamankan keseimbangan dan belajar berjalan, serta mengoordinasikan gerakan tubuh.
- Fungsi sensoris, dimana anak-anak meletakkan dasar kecerdasan dengan melakukan pengamatan, perbandingan, dan penilaian secara terus menerus setelah menerima stimulasi dari lingkungan luar tubuh.
Dengan cara ini, secara bertahap anak mulai mengenal lingkungannya dan mengembangkan kecerdasannya. Ketika anak-anak belajar bahasa, mereka tidak hanya dihadapkan pada motorik artikulasi, suara, dan kata-kata, tetapi juga mendapatkan pemahaman yang tepat tentang istilah dan komposisi tata bahasa.
Kita bayangkan seorang emigran yang pergi ke negara baru dan tidak ingin mencari tahu tentang produk-produk di negara itu, tidak peduli pada penampilan alami dan tatanan sosialnya, serta sama sekali tidak tahu bahasanya. Kita bisa melihat dengan jelas bahwa dia akan menghadapi tantangan adaptasi besar yang harus dilewati sebelum dapat bergaul secara aktif dengan orang yang tidak dikenalnya.
Tidak seorang pun akan dapat melakukan pekerjaan adaptasi ini untuknya. Membentuk penilaian, dan belajar bahasa baru dengan melakukan latihan yang melelahkan dan membutuhkan pengalaman panjang.
Lalu apa kaitannya dengan anak-anak? Mengapa kita harus bicara tentang emigran yang tak tahu apa-apa, dan sebelum berhasil memahami semuanya dia sudah harus beradaptasi dengan dunia yang begitu kompleks dalam waktu yang singkat?
Hingga saat ini anak-anak belum mendapat bantuan rasional agar mampu menyelesaikan tugas-tugas berat seperti ini. Pemahaman kita terhadap perkembangan psikis anak masih berada paada periode saat kita memandang kehidupan fisik anak hanya bergantung pada naluri dan berbagai kemungkinan yang mungkin mengkhawatirkan, misalnya kematian bayi atau kecelakaan pada anak.
Oleh karena itu jika kita menggunakan ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pertumbuhan fisik anak, cara ilmiah dan rasional juga harus digunakan untuk memfasilitasi perkembangan emosional dan adaptasi mental yang harus diselesaikan oleh anak-anak pada kemudian hari.
Inilah tujuan utama yang mendasari metode edukasi anak usia dini yang ditekankan pada panduan tentang Montessori. Untuk alasan inilah prinsip-prinsip serta teknik penerapan praktisnya bukan bersifat umum, melainkan memiliki referensi khusus, untuk anak usia 3 tahun hingga 7 tahun. Metode ini akan dapat memenuhi kebutuhan anak pada periode kehidupan formatifnya kelak.
Panduan tentang Montessori menyebutkan bahwa metode ini bersifat ilmiah, baik dari segi tujuan maupun isinya. Hal ini membantu tercapainya perkembangan yang jauh lebih maju, dimana tahapan yang ingin dituju tidak lagi hanya ke arah material dan fisiologi saja. Metode ini adalah upaya untuk melengkapi panduan kesehatan yang selama ini hanya berfokus pada perawatan dari segi fisik saja.
Bagaimana metodenya? Akan saya bahas di artikel selanjutnya. Demikian panduan tentang Montessori sebelum kita tahu bagaimana metode ini bisa bekerja. Semoga bermanfaat ya 🙂
Referensi pendukung :
Dr. Montessori’s Own Handbook